Selasa, 26 Januari 2021

Hari Gizi Nasional 2021, Remaja Sehat Bebas Anemia


Acara peringatan HGN 2021 Kemenkes RI

Setiap tanggal 25 Januari, kita memperingati Hari Gizi Nasional (HGN). Pada 2021 ini, tema yang diangkat dalam rangka memperingati HGN 2021 adalah "Remaja Sehat,Bebas Anemia". Mengapa tema ini yang diangkat pada peringatan HGN 2021? Menurut penuturan Bapak Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin pada pembukaan acara peringatan HGN 2021 yang dilaksanakan di Gedung Siwabessy Kementerian Kesehatan RI, remaja merupakan pendongkrak ekonomi dan penerus bangsa di masa depan. Karena itu untuk memiliki perekonomian yang maju, haruslah memiliki generasi penerus yang sehat, cerdas dan memiliki kompetensi. Untuk membentuk generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang, kesehatan remaja harus diperhatikan sejak dini.


Bisa dibayangkan apa jadinya negeri ini jika penerus bangsa memiliki jasmani yang lemah dan sakit-sakitan. Sudah dipastikan beban negara akan bertambah berat dan negeri ini tidak akan bisa bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan remaja. Melalui tema ini diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan mempererat kerjasama seluruh elemen bangsa untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui perbaikan gizi remaja dengan cara menanggulangi anemia.


Hingga saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada masalah beban ganda gizi yaitu masih tingginya tingkat stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan gizi mikro terutama anemia. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja berkisar 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Kondisi ini diakibatkan dari kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurang aktivitas fisik remaja.


Sejak tahun 2016, Kemenkes RI telah berupaya untuk mengatasi anemia pada remaja dengan melakukan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri usia SMP dan SMA secara gratis. Kemenkes RI juga memberikan edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan gizi di sekolah.


Peringatan HGN 2021 yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan secara offline yang bertempat di Aula Gedung Siwabessy, Kemenkes RI menghadirkan talkshow dengan tema, "Mempersiapkan Remaja Sehat, Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang dan Suplementasi Tablet Tambah Darah". Talkshow tersebut menghadirkan narasumber: dr. Indah Kusuma, Analisa Widianingrum,S.Psi dan Prof. Endang L. Achadi dengan pemandu talkshow, dr. Prisca Charity W.


Talkshow Peringatan HGN 2021


dr. Indah Kusuma dalam talkshow Peringatan HGN 2021 membahas mengenai, " Gaya Hidup Sehat Untuk Milenial Berprestasi". dr. Indah memaparkan gaya hidup remaja saat ini: merokok, diet dan gangguan makan, obesitas dan gangguan psikologis (bullying, depresi,dll). Gangguan makan yang terjadi pada remaja berupa terjadinya beragam diet yang salah terutama melewatkan sarapan, makan di luar rumah terlalu sering, makan makanan dengan komposisi gizi tidak seimbang dan kecenderungan banyak mengonsumsi minuman ringan seperti minuman boba dan minuman kekinian lainnya.


Edukasi mengenai pentingnya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya dan pedoman gizi seimbang pada remaja harus terus dilakukan secara rutin dan berkala agar remaja memahami dan menerapkan pola makan yang sehat sesuai dengan prinsip gizi seimbang dan tingkat obesitas remaja dapat diturunkan.


Ada 10 pedoman gizi seimbang yang harus diketahui remaja,yaitu:

1. Kebiasaan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok;

2. Batasi konsumsi makanan manis, asin dan berlemak;

3. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit/hari untuk mempertahankan berat badan ideal;

4. Mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;

5. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir;

6. Kebiasaan sarapan pagi;

7. Kebiasaan minum air putih minimal 8 gelas setiap harinya;

8. Banyak makan buah dan sayur;

9. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;

10. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.


Pedoman gizi seimbang (foto: Kemenkes RI)

Materi kedua yang disampaikan dalam talkshow HGN 2021 diulas oleh Prof. Endang L Achadi. Prof. Endang menjelaskan mengenai anemia dan cara pencegahan terjadinya anemia melalui pemberian TTD pada remaja putri. Anemia adalah keadaan dimana konsentrasi hemogoblin (Hb) yang berada didalam sel darah merah, lebih rendah dari seharusnya, yaitu: Hb < 13 g/dL pada laki-laki dewasa dan Hb < 12 g/dL pada perempuan dewasa. Rendahnya Hb menyebabkan rendahnya oksigen yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot sehingga menyebabkan turunnya produktivitas dan prestasi. Anemia pada remaja berdampak pada: penurunan konsentrasi belajar, penurunan produktivitas, penurunan kesegaran tubuh dan gampang menderita penyakit infeksi karena turunnya imunitas serta menurunnya prestasi sekolah/ rendahnya prestasi sekolah.


Gejala anemia pada remaja meliputi lelah, lemah, lesu, letih, lalai, kulit pucat atau kekuningan,detak jantung tidak teratur, nafas pendek, sakit dada, tangan dan kaki dingin, sakit kepala, pusing (berputar-putar/kunang-kunang). Anemia disebabkan dua hal yaitu rendahnya asupan zat gizi yang penting untuk pembuatan darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin A) dan meningkatnya pengeluaran zat gizi (perdarahan karena kecacingan, atau absorpsi besi menurun akibatnya banyaknya cacing di usus, pecahnya sel darah merah karena malaria, atau penyakit karena sebab lainnya seperti TBC) atau pada remaja puteri dapat terjadi karena menstruasi yang tidak diimbangi oleh asupan makanan yang tinggi protein dan zat besi. 


Di Indonesia, anemia disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hemogoblin dan inilah yang membuat orang Indonesia banyak yang mengalami anemia.


Bahan makanan dengan gizi seimbang (foto: Kemenkes RI)

Cara mengatasi anemia yang sedang diupayakan oleh pemerintah melalui Kemenkes RI adalah dengan pemberian TTD dan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang melalui isi piringku dan menerapkan pola hidup sehat. 1Xseminggu remaja terutama remaja putri harus mengonsumsi TTD yang diberikan secara cuma cuma di sekolah. Selama pandemi ini, TTD dapat diperoleh di puskesmas. Dengan langkah ini diharapkan remaja Indonesia akan terlindungi dari anemia dan dapat tumbuh sehat dan cerdas.


Materi terakhir talkshow HGN 2021 disampaikan oleh Ibu Analisa Widyaningrum. Ibu Analisa mengulas mengenai remaja sehat fisik dan mental. Remaja yang sehat bukan hanya sehat secara fisik namun juga harus sehat secara mental. Seperti yang diketahui bersama, saat ini Indonesia masih mengalami pandemi COVID-19. Kondisi ini juga berdampak pada mental remaja. Remaja mengalami perubahan pola belajar di sekolah melalui pengajaran jarak jauh, remaja harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang membuatnya tidak bisa leluasa bersosialisasi dengan teman seusianya.


Pandemi yang belum juga usai, memberikan "beban mental" tersendiri bagi remaja. Oleh sebab itu diperlukan peran yang cukup besar dari orang tua dan pengajar sekolah untuk terus memotivasi remaja agar dapat beradaptasi dan bertahan di era pandemi seperti sekarang ini. Orangtua harus dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi remaja sehingga betah di rumah saja. Mendorong remaja untuk melakukan hal-hal kreatif yang belum pernah dilakukan. Meskipun di rumah saja, remaja Indonesia tetap dapat berprestasi, tumbuh sehat dan produktif.


Tablet Tambah Darah (TTD)









Senin, 18 Januari 2021

Tiga Senjata Andalan yang Harus Ada Dalam Upaya Mencegah Penularan Virus Corona
Tiga senjata andalan untuk mencegah penularan corona

Hellaw semua..sehat lahir batin kan yah?! Sudah sepuluh bulan lebih yah kita dipaksa untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru akibat pandemi COVID-19 yang sampai detik hari ini,belum tampak titik terangnya. Jangankan berakhir, dikendalikan saja belum bisa. Dari hari ke hari jumlah orang yang terinfeksi virus ini terus bertambah, yang meninggal pun masih bertambah jumlahnya. Harapan kita semua pasti sama deh, ingin pandemi ini dapat secepatnya dapat diatasi. Minimal nih yah,ngga nambah jumlah korban jiwa.


Sayangnya, hingga saat ini, solusi untuk menangani wabah COVID-19 masih belum terlihat titik terangnya. Meskipun telah banyak pembahasan positif mengenai peluang keberhasilan vaksin yang akan segera dilakukan, namun proses pemberian vaksin tersebut memerlukan tahapan dan proses yang cukup memakan waktu. Tetap saja diperlukan opsi lain agar angka infeksi dan angka kematian akibat COVID-19 dapat segera dikendalikan. Salah satu ide yang sempat ramai diperbincangkan oleh para ahli kesehatan, terutama di beberapa negara dengan angka kasus COVID-19 tertinggi di dunia seperti Amerika Serikat dan Inggris adalah herd immunity atau kekebalan kelompok.


Herd Imunity, Salah Satu Solusi Mengatasi COVID 19


Satu-dua bulan awal pandemi, kata "herd immunity" ini mulai ramai diperbincangkan. Terutama oleh para ahli kesehatan dan pihak terkait yang menangani pandemi global ini. Mungkin belum semua orang paham, apakah yang dimaksud oleh para ahli kesehatan dengan "herd immunity".

Herd immunity merupakan kondisi saat sebagian dari populasi di suatu area telah mengembangkan kekebalan terhadap wabah penyakit tertentu, sehingga penyakit menjadi sulit menyebar dan menginfeksi. Saat jumlah orang yang kebal terhadap infeksi tersebut telah cukup untuk dapat menghentikan penularan penyakit tersebut, maka seluruh populasi akan terlindungi meskipun tidak semua orang telah mengembangkan kekebalan terhadap infeksi penyakit tersebut. 


Seberapa banyak bagian dari populasi yang dibutuhkan untuk dapat mencapai kondisi herd immunity bergantung pada seberapa tinggi tingkat penularan penyakit tersebut pada suatu populasi, sebagai contoh WHO menyebutkan bahwa untuk penyakit campak, diperlukan 95% populasi yang tervaksinasi untuk dapat melindungi keseluruhan populasi, namun untuk penyakit polio hanya diperlukan 80% populasi. Dilansir dari New York Times, untuk mencapai herd immunity pada kasus pandemi COVID-19, para ahli memprediksi bahwa sekitar 70% dari populasi harus mengembangkan kekebalan terhadap virus Corona. Ada dua tipe herd immunity, yaitu herd immunity alami dan herd immunity buatan (melalui metode vaksinasi). 


Metode herd immunity buatan melalui vaksinasi dinilai menjadi solusi yang jauh lebih aman dan etis untuk dilakukan. Vaksin merupakan partikel atau komponen virus yang telah dilemahkan atau dihilangkan potensinya sedemikian rupa untuk merangsang pembentukan antibodi tanpa menyebabkan orang yang divaksin sampai terserang penyakit. Vaksinasi dinilai efektif untuk melindungi populasi karena tidak hanya melindungi orang yang divaksin, tapi juga mampu mencegah orang tersebut untuk menjadi carrier atau pembawa yang dapat menularkan penyakit, sehingga orang lain juga terlindungi dari penyebaran penyakit. 


Namun hingga saat ini ketersediaan vaksin di Indonesia masih terkendala oleh factor distribusi dan jumlah ketersediaan vaksin. Di prediksi, pemerintah memerlukan waktu selama dua tahun untuk dapat melakukan vaksinasi massal kepada seluruh rakyat Indonesia. Hal disebabkan karena kondisi geografis Indonesia dan jumlah vaksin yang terbatas sehingga proses pemberian vaksin pada rakyat Indonesia harus dilakukan secara bertahap. Oleh karena itu, kita tidak boleh teledor dan kendor dalam menerapkan perilaku hidup sehat sesuai dengan prosedur kesehatan.


C2FIT, Vitamin Andalan Untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh



C2fit , vitamin untuk daya tahan tubuh

Sampai saat ini, kedua metode herd immunity masih terus diupayakan dan diteliti, karenanya penting untuk selalu melakukan upaya mandiri mencegah penularan virus COVID-19. Pemerintah terus mengedukasi masyarat agar selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik dan menjaga jarak. Upaya mandiri untuk mencegah dan memutus rantai penularan COVID 19 dapat dilakukan dari dalam dan luar. Upaya pencegahan dari dalam seperti banyak minum air putih, makan makanan sehat seperti buah dan sayur, berolahraga secara rutin, dan mengonsumsi suplemen yang mengandung nutrisi lengkap. 


Beberapa panduan standar suplementasi untuk Covid19 yang sudah dipublish berupa Buku Saku dari BPOM, Kompilasi Standar Pengobatan Covid-19 dari BUMN maupun Tatalaksana Covid19 dari Ikatan Dokter Spesialis yang menyebutkan jika vitamin dan mineral dosis tinggi seperti Vitamin C, Zinc, dan B Kompleks juga Vitamin D merupakan asupan nutrisi yang perlu dikonsumsi secara rutin untuk mencegah infeksi penyakit ini maupun untuk pengobatan gejala ringan hingga sedang. 


Vitamin C dapat merangsang pembentukan antibodi dalam tubuh serta merupakan komponen antioksidan yang baik untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh. Zinc merupakan mineral yang berperan penting bagi keberlangsungan berbagai sistem pada metabolisme tubuh termasuk kerja sistem imun. Vitamin B Kompleks terlibat dalam produksi dan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh. 


Kita harus cerdas dan teliti dalam memilih suplemen yang diperlukan tubuh. Suplemen yang kita konsumsi harus mengandung nutrisi lengkap, tidak hanya dosis tinggi sesuai anjuran dan standar yang berlaku namun harus sudah terbukti dapat terserap baik oleh tubuh sehinga dapat bekerja optimal dalam tubuh. Vitamin yang memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan untuk dapat membantu meningkatkan imun tubuh yaitu C2FIT. C2FIT mengandung Vitamin C, Zinc, dan B Kompleks dengan dosis tinggi sesuai anjuran dan standar pemerintah. C2FIT dibuat dengan teknologi Slow Release yang dapat bekerja hingga 24 jam dalam tubuh dan membuat penyerapan nutrisi lebih optimal dan kerja lebih efektif. Selain itu, penggunaan Vitamin C generasi ke-3 (Calcium Ascorbate) yang aman bagi lambung membuat C2FIT aman untuk dikonsumsi orang yang memiliki masalah asam lambung. 


C2FIT membantu melindungi tubuh dari "serangan" virus korona. Untuk dapat melawan virus korona, tubuh tidak hanya memerlukan suplemen saja tapi juga makanan dengan gizi seimbang. Sayur, buah, ikan, daging, dan ayam. Tubuh memerlukan "senjata" untuk mencegah dan melawan serangan virus korona yang entah sampai kapan berakhirnya. Karena itu sudah sepantasnya seluruh masyarakat Indonesi bekerja sama dan bahu membahu mengatasi pandemi COVID 19 ini agar cepat terkendali.


SeptiAIR dan SeptiWipes, Senjata Andalan Saat Beraktivitas di luar Rumah



SeptiAIR, desinfectan cair

Upaya lainnya yang penting dilakukan untuk mengendalikan pandemi global ini adalah mencegah penularan penyakit dari luar diri kita. Dilansir dari website WHO, saat ini diketahui bahwa virus Corona dapat menular lewat droplet cairan tubuh, lewat permukaan benda dan lingkungan sekitar, serta lewat udara (airborne transmission). Karena media penularannya sangat beragam, masyarakat disarankan untuk melindungi diri dan orang terkasih dari peluang penyebaran penyakit dengan cara menjaga kebersihan dan higienitas diri sendiri dan lingkungan. 


Salah satu cara yang direkomendasikan adalah dengan selalu sedia produk antiseptik untuk udara dan benda yang terbukti ampuh dan efektif membunuh virus dan kuman. Saat ini, banyak produk antiseptik yang beredar di pasaran dengan berbagai jenis varian dan komposisi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak semua produk sudah memenuhi standar dan rekomendasi dari pemerintah maupun WHO. Pada bulan Mei 2020, WHO telah mengeluarkan dokumen berjudul WHO (Interim Guidance – Laboratory Biosafety Guidance related to Coronavirus Disease (COVID-19) yang dapat diakses pada  Herd Immunity  ,dokumen yang salah satunya membahas tentang jenis antiseptik yang direkomendasikan untuk melawan virus Corona. 


Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa jenis antiseptik yang telah terbukti ampuh membunuh virus Corona berdasarkan penelitian adalah salah satunya yang mengandung senyawa Fenol dan Alkohol, serta disebutkan juga bahwa ada jenis antiseptik yang sebetulnya bisa jadi kurang efektif, seperti Benzalkonium Klorida dan Chlorhexodine. Berdasarkan rekomendasi ini, maka masyarakat diimbau untuk membeli produk antiseptik yang mengandung komponen yang sudah terbukti ampuh dan efektif, serta sudah terbukti keamanannya.


SeptiAIR merupakan semprotan antiseptik multiguna untuk udara dan benda yang mengandung senyawa Fenol (4-Chloro-3,5-dimethylphenol) yang sudah sesuai dengan rekomendasi WHO untuk Covid-19. Lewat uji laboratorium, SeptiAIR terbukti dapat membunuh kuman hanya dalam 30 detik. Selain komposisi produk yang sudah memenuhi rekomendasi WHO, keamanannya juga sudah terjamin karena sudah mendapatkan izin edar resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 


Selain produk semprotan antiseptik, seringkali kita memerlukan produk antiseptik yang lebih praktis digunakan untuk membersihkan permukaan kulit dan benda, terutama apabila ingin membersihkan permukaan yang perlu diseka agar lebih yakin dan maksimal pembersihannya seperti permukaan ponsel, keyboard komputer, dan pegangan di kendaraan umum. SeptiWIPES merupakan tisu basah antiseptik dengan kandungan Etanol dan Fenol sebagai proteksi ganda yang terbukti ampuh melawan virus Corona berdasarkan rekomendasi WHO. Keamanan SeptiWIPES juga sudah terjamin karena sudah mendapatkan izin edar resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Terlebih lagi SeptiWIPES telah lolos uji dermatologis, yang artinya SeptiWIPES aman digunakan untuk kulit sesering mungkin tanpa menyebabkan iritasi. 


Karena alasan-alasan inilah, SeptiAIR menjadi pilihan semprotan antiseptik yang tepat untuk semua jenis lingkungan dan permukaan dan SeptiWIPES adalah tisu antiseptik yang tepat untuk semua jenis permukaan kulit dan benda. Selalu sedia SeptiAIR dan SeptiWIPES untuk lindungi diri dan orang terkasih dari penularan virus dan kuman. SeptiAIR dan SeptiWipes ini harus banget ada di dalam tas kita saat harus beraktivitas atau bepergian ke luar rumah. Karena meskipun lebih baik di rumah aja selama pandemi ini tetapi ada saatnya, kita terpaksa harus berada di luar rumah.


SeptiAIR tersedia  dalam ukuran 100ml yang gampang banget untuk dibawa kemana-mana. SeptiAIR dan SeptiWipes ini sudah disetujui penggunaannya oleh Kemenkes RI, karena kedua produk antiseptik ini aman digunakan kapan saja dan di mana saja. SeptiAIR telah terbukti secara klinis, ampuh membunuh kuman yang mungkin saja bersembunyi di benda-benda yang ada di sekitar kita termasuk dalam udara di ruangan tempat kita berada.


SeptiAIR dan SeptiWipes merupakan produk yang telah memenuhi standar farmasi dan komposisinya  sudah sesuai dengan petunjuk WHO. Untuk kesehatan dan keamanan diri sendiri dan orang-orang terkasih, produk antiseptik dari CarePlus ini recommended banget. Lebih baik mencegah daripada mengobati khan??


Septiwipes, tisu basah antiseptik.Ampuh bunuh kuman dalam 30 detik