Selasa, 31 Juli 2018

Industri 4 Membuat PT Mayora Indonesia Semakin Terdepan


Jika ada yang bertanya apa obat stress saya, pastinya saya akan menjawab semua jenis cemilan atau makanan ringan dengan rasa manis dan coklat, Chattime dan mie ayam. Cemilan manis dan "nyoklat" itu diantaranya adalah Beng Beng dan Better yang menang terasa banget coklatnya. Kedua kudapan ini selalu "nagih" untuk digigit dan dikunyah lagi dan lagi. Beng Beng dan Better ternyata telah cukup lama menemani hari-hari saya. Sejak saya masih memakai seragam abu abu sampai usia saya yang lumayan cukup banyak ini hahaha. Saat dalam keadaan tertekan, mulut saya cenderung tak bisa diam, inginnya mengunyah saja. Dan saya lebih suka mengunyah cemilan atau makanan ringan yang memiliki rasa manis dan "nyoklat" banget. Karena itu Beng Beng, better dan coklat kacang menjadi favorit saya.


Saya yakin sepertinya penggemar Beng Beng dan Better bukan cuma saya doang. Kamu juga suka khan? Ngaku saja deh wkwkwk *maksa😂. Selain rasanya yang "nagih" dimulut, kedua cemilan ini dijual dengan harga sangat terjangkau bahkan cenderung murah. Pantas saja kalau kedua cemilan dari Mayora ini semakin digandrungi oleh anak kecil dan usia remaja. Eh tapi orang dewasa juga suka sih. Contohnya saya hehehe.

Beng Beng dan Better merupakan produk dari Mayora. Masih banyak produk Mayora lainnya yang pastinya sudah familiar seperti biskuit Malkist Roma, Roma Kelapa, Slai O'lai dan biskuit Sari Gandum. Oh ya kalian pasti juga sering mendengar iklan ini kan?....."...satu lagi dari Mayora".
Dududu kenapa ya dari tadi saya bahas mulu mengenai produk-produk Mayora? Ngga ada yang curiga, apa ya? Wkwkwkwk. Okay, baiklah saya akan ceritakan sampai tuntas... tas kenapa saya terus mendongeng tentang Mayora. Jadi, beberapa hari yang lalu, tepatnya sih tanggal 26 Juli 2018 yang lalu, saya menghadiri acara di Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. 

Forum Komunikasi BAKOHUMAS 

Pada tanggal 26 Juli 2018, bertempat di gedung Kementrian Perindustrian dan Perdagangan diadakan acara yang bertema, " Forum Komunikasi BAKOHUMAS, Peluang dan Tantangan Industri Makanan dan Minuman Di Era Industri 4.0 ", dihadiri oleh: Ibu Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM Kemenperin; Ibu R. Niken Widiastuti, Dirjen IKP Kominfo; Bapak Abdul Rochim, Direktur Industri Minuman, Tembakau dan Bahan Penyegar; dan Bapak Setia Utama, Karo Humas Kemenperin.

Narasumber Forum Komunikasi
Acara ini membahas mengenai peluang dan tantangan industri makanan dalam negeri di era Industri 4.0 . Industri 4.0 telah menetapkan 5 (lima) sektor industri prioritas implementasi sistem Industry 4.0 di Indonesia. Tentunya, sektor – sektor tersebut adalah sektor industri yang telah memiliki kesiapan dan berpotensi memberikan daya ungkit yang paling besar terhadap capaian aspirasi yang telah ditetapkan. Kelima sektor industri prioritas tersebut yaitu: Industri Makanan dan Minuman; Industri Otomotif; Industri Elektronik; Industri Kimia; dan Industri Tekstil dan Produk Tekstil. 

Dalam peta jalan (roadmap) “Making Industry 4.0”, pembangunan infrastruktur digital secara nasional menjadi salah satu strategi dalam mencapai penerapan Industry 4.0 di Indonesia. Hal ini didorong oleh fakta bahwa pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai hampir 100 (seratus) persen dalam 5 (lima) tahun terakhir, yakni dari 82 juta pengguna di tahun 2013, menjadi 143,26 juta di tahun 2017. Dimana dari jumlah tersebut, hampir 50 (lima puluh) persen penggunanya merupakan masyarakat dalam rentang usia 19-34 tahun, atau sering disebut sebagai generasi millenial. Dan ternyata, dari hasil survei pemanfaatan internet di bidang ekonomi, banyak diantara masyarakat menggunakan internet dalam hal jual beli daring (online) dengan sekitar 45% masyarakat menggunakannya untuk mencari harga produk dan 32,19% untuk melakukan transaksi via online, dan 16,83% melakukan transaksi penjualan via online.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah meluncurkan program e-Smart IKM, yang bekerja sama dengan beberapa online marketplace terkemuka, untuk memasarkan produk-produk pelaku Industri Kecil dan Menengah di ranah pemasaran online. Dengan terlibat dalam program ini, diharapkan para pelaku IKM tidak akan ketinggalan dalam tren transaksi online di dalam situs jual beli, dan akan semakin banyak produk-produk pelaku IKM di dalam online marketplace tersebut.

Di dalam sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) sendiri, Industri Makanan dan Minuman menempati posisi yang cukup penting. IKM Makanan dan Minuman berkontribusi sekitar 40% terhadap PDB Sektor IKM, dan menyerap sekitar 42,5% penyerapan tenaga kerja sektor IKM. Sedangkan peran Industri Makanan dan Minuman secara keseluruhan menyumbang 34,33% PDB sektor Industri Non Migas di tahun 2017. Sedangkan nilai ekspor produk makanan dan minuman sendiri (termasuk minyak kelapa sawit) pada tahun 2017 tercatat senilai USD 31,7 miliar atau setara Rp 441,7 Triliun. 

Pertumbuhan subsektor Industri Makanan dan Minuman pada tahun 2017 tercatat sebesar 9,23%, lebih tinggi dari tahun 2016 yang sebesar 8,46%. Kontribusi signifikan Industri Makanan dan Minuman terhadap perekonomian ini yang kemudian menjadikannya salah satu industri  yang diprioritaskan dalam penerapan Industri 4.0 di Indonesia. Kebijakan serta dukungan teknologi yang tepat menjadi krusial, dalam rangka mendorong subsektor Industri Makanan dan Minuman untuk terus mempertahankan posisinya sebagai sektor unggulan yang paling siap menghadapi era industri 4.0.

Melalui acara Forum Komunikasi Bakohumas, Kementerian Perindustrian ingin menyampaikan potensi dan peluang yang dimiliki oleh Industri Makanan dan Minuman ke seluruh Kementerian dan Lembaga. Hal ini juga termasuk sektor Industri Kecil dan Menengah Makanan dan Minuman, sebagai sumber penciptaan lapangan kerja baru dan sarana pengentasan kemiskinan melalui pendapatan yang diciptakan oleh lapangan kerja baru tersebut.

Sebagai sector leader, Kementerian Perindustrian ingin agar dapat terbangun koordinasi yang kuat dalam upaya mewujudkan era baru Industri 4.0. BAKOHUMAS berharap komunikasi antar Kementerian dan Lembaga menjadi lebih efektif, efisien, dan akuntabel sehingga informasi atau kabar yang diterima oleh masyarakat mengenai keberhasilan pembangunan pemerintah khususnya sektor industri menjadi lebih berkualitas dan dapat dipercaya.

Industri makanan masih menjadi industri favorit karena industri makanan dapat mendatangkan banyak modal melalui investasi, menciptakan lapangan pekerjaan, semakin banyak orang yang bisa berjualan produk olahan makanan dan membuat negeri ini dapat lebih sejahtera. Nilai ekspor industri makanan di Indonesia pada tahun 2017 jumlahnya 49,60 miliar dollar, sedangkan impornya hanya senilai 14 miliar dollar. Ini berarti, orang-orang di luar negeri lebih banyak yang membutuhkan dan menyukai produk makanan dari kita dan kita punya banyak jenis produk makanan di negeri sendiri, jadi sebenarnya tidak perlu mengimpor makanan atau bahan makanan dari luar negeri.

Saat ini ada sekitar 8.507 unit usaha yang mengolah produk makanan menjadi jajanan enak yang dapat kita nikmati. Mereka terdiri dari perusahaan besar dan kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Cara pemerintah agar industri makanan tetap ' sehat' , yaitu dengan:
1. Keringanan pajak (Tax holiday & Tax allowance)
2. Memberikan bantuan peralatan, mesin, promosi di dalam dan luar negeri
3. Memberi pelatihan desain, teknologi dan keterampilan baru pegawai di perusahaan
4. Peraturan dan standardisasi agar kualitas produk Indonesia nggak kalah dengan negara lain.

Kunjungan Ke PT. Mayora

Di depan lobby PT Mayora
Setelah acara forum komunikasi BAKOHUMAS di Gedung KeMenPerin selesai, selanjutnya acara dilanjutkan dengan mengunjungi pabrik Mayora di daerah Jatake, Tangerang. PT. Mayora merupakan salah satu produsen makanan yang mengalami pertumbuhan pesat karena menerapkan Industri 4.0. PT Mayora adalah perusahaan fast moving consumer goods yang mempunyai inti usaha dibidang makanan.

Produksi dari PT Mayora meliputi berbagai jenis kebutuhan pasar seperti cookies, biskuit, permen, wafer, cokelat, air mineral, minuman kemasan dan kopi. Teknologi pembuatan hingga pengemasan makanan dan minuman di pabrik Mayora sebagian besar menggunakan teknologi tingkat tinggi. Hal ini saya buktikan sendiri saat melakukan "visit factory" ke dalam pabrik (tempat produksi) beberapa produk Mayora seperti biskuit malkist dan Slai O'lai. 

Pabrik benar-benar dijaga kebersihan dan kehigienis-annya. Sebelum masuk ke dalam ruangan produksi, saya dan teman-teman blogger harus memakai baju khusus, masker dan tutup kepala. Kami wajib mencuci tangan dengan sabun lalu memakai cairan pembunuh kuman dan sebelum melangkah masuk ke dalam ruang produksi, alas kaki kami pun harus menginjak cairan disinfektan supaya tidak ada kuman yang terbawa masuk ke dalam ruang produksi. Ruang produksi harus benar-benar terjaga kesterilannya supaya biskuit yang diproduksi tetap higienis.

Baru kali ini saya masuk ke dalam pabrik biskuit, tempat produksi biskuit dalam skala besar. Bau wangi biskuit santer tercium dan saling berlomba dengan hawa panas oven pembakaran kue dan ternyata untuk memroduksi biskuit itu cukup melelahkan meski banyak dibantu oleh mesin-mesin produksi. Saya salut dengan para karyawan PT. Mayora yang terlihat cekatan dan semangat melakukan pekerjaannya, memilah biskuit yang layak untuk dilempar ke pasaran dan biskuit yang "cacat" meskipun hawa panas oven produksi cukup membuat keringat berjatuhan. Mereka seolah tak merasa lelah. Saya saja yang hanya berkeliling ruang produksi sudah hampir melambaikan tangan tanda menyerah wkwkwkwk. Setelah keliling ruang produksi dan pengemasan biskuit malkist dan Slai Olai saya semakin yakin dengan mutu dan kualitas produk-produk Mayora.


Previous Post
Postingan Selanjutnya

Halo Saya Dewi Nuryanti, seorang emak dari dua orang anak, hobi travelling, menulis dan berjejaring soal.

13 komentar:

  1. Kostum pabriknya kayak macam dokter mau operasi saja ya mak. Keren lah PT Mayora udah nerapin industri 4.0.

    BalasHapus
  2. Mak, proses di dalam pabriknya ga boleh difoto? penasaran lihat slai olai segudang. Enaaak!

    BalasHapus
  3. Semua produk Mayora anakku suka.. dan selalu ada salah satu sedia rumah buat cemilan.. pngalaman keren nih bisa brkunjung k pabrit makanan ksukaan kidos

    BalasHapus
  4. Seru banget nih kunjungan ke pabrik mayora. Aku suka malkis roma dari dulu SD. Haha

    BalasHapus
  5. Aku juga suka ngemil Mak. Makanya body berbobot. Terutama Beng Beng cemilan kesukaan masa kecil.

    BalasHapus
  6. Banyak camilan keluargaku yang disuka dari produk mayora, makin percaya deh dengan kenikmatan yg dihasilkan

    BalasHapus
  7. Seru ya kalo dapat undangan kunjungan ke pabrik..apalagi pabrik cemilan kayak Mayora ini, pasti selain kenyang oleh2 ilmu dan produknya segambreng gambreng..

    BalasHapus
  8. Cemilan sehari2 nih. Seru ya..bisa melihat langsung proses produksi kudapan yg sering di konsumsi

    BalasHapus
  9. Mayora ini langganan aku semua produknya. Abisbya enak sih. Keren bisa main ke pabriknya

    BalasHapus
  10. Aku penggemar Better nih dan kebetulan nyemplung di bisnis makanan (super mini) juga. Langsung serius gitu bacanya hahaha. Makasih infonya ya mbaaa

    BalasHapus
  11. Kalau beli biskuitnya langsung daribpabrik bisa ga tuh mak Dewi? Anakku seneng banget sama produk Mayora ini.

    BalasHapus
  12. Cemilan produksi mayora memang lumayan enak-enak. Aku suka beng-beng dan better coklatnya terasa banget.

    BalasHapus
  13. Saya suka saya suka hehehe suka bngt SM beng beng, berkat dukungan pemerintah perusahaan makanan JD tetap terkontrol kualitas ny y

    BalasHapus