Kamis, 25 Januari 2018

Anak Indonesia Zaman Now, Bebas Stunting dan Obesitas

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan mengenai kasus gizi buruk yang terjadi pada balita di Papua, terutama kasus kekurangan gizi kronis yang terjadi pada balita Suku Asmat. Mamak langsung teringat perjalanan Mamak ke Papua pada akhir November 2017 yang lalu. Kebetulan juga Mamak berjumpa dengan anak-anak Papua termasuk usia balita. Mamak juga sempat mengunjungi pemukiman Suku Dani di Lembah Baliem, Papua.

Mamak dapat memahami mengapa balita dan anak di Papua dapat terindikasi gizi buruk karena Mamak melihat sendiri bagaimana kondisi sanitasi yang buruk dan rendahnya tingkat pemahaman mama mama Papua terhadap  pentingnya memberikan asupan gizi yang seimbang untuk buah hatinya.  Mereka tidak paham bahwa anak-anak mereka harus diberikan makanan bergizi agar dapat tumbuh optimal. Kondisi tersebut semakin diperburuk dengan kondisi tempat tinggal mereka yang dapat dikatakan jauh dari kondisi layak untuk dijadikan tempat tinggal. Bayangkan saja, dalam satu rumah atau honai, bukan hanya dihuni oleh manusia saja tapi juga oleh binatang seperti anjing dan babi. Jadi, Mamak tak heran jika terjadi kekurangan gizi kronis pada balita di Papua.

Anak-anak Papua dan para mama
Anak-anak usia balita yang Mamak lihat dan jumpai, rata-rata memiliki postur kecil, kurus dengan perut yang agak buncit. Mamak tidak dapat memastikan apakah balita-balita tersebut mengalami gizi buruk atau bahkan stunted (pertumbuhan yang tidak maksimal). Pada saat itu, Mamak hanya membatin saja sih sambil bertanya-tanya sendiri mengapa anak usia 5 tahun tapi seperti anak usia 3 tahunan. Imut banget deh.

Rumah masyarakat Papua.
Kondisi masyarakat Papua yang belum banyak tersentuh edukasi mengenai pentingnya hidup sehat dan pemberian asupan gizi seimbang untuk anak menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah untuk mengatasi masalah pemenuhan gizi nasional. Karena di Indonesia tercatat hampir sembilan juta anak dibawah usia lima tahun mengalami pertumbuhan tidak maksimal atau stunted akibat kekurangan gizi kronik. Indonesia menempati peringkat ke-5 negara yang kekurangan gizi. Sedih ya.

Stanting berpotensi mengancam generasi mendatang menjadi generasi yang hilang. Kekurangan gizi pada usia dini dapat meningkatkan angka kematian untuk bayi dan anak serta berpengaruh terhadap kemampuan kognitif. Stanting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari, di Aula Utama Kementrian Pendidikan Nasional diselenggarakan diskusi terbuka dengan judul, "Mewujudkan Indonesia Emas 2045, Anak Indonesia Zaman Now, No Malnutrisi, No Obesitas; Sayangi Anak dengan Makanan Bergizi Seimbang". Diskusi terbuka tersebut dihadiri oleh Ibu-ibu Muslimat NU dari Jabodetabek dan menghadirkan Dra Hj Nur Hayati Said Agil Siradj MA, Ketua Pengurus Harian PP Muslimat NU; Siti Masrifah, Anggota Komisi IX DPR RI, Prof. Dr. Dodik Briawan MCN, Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga SEAFAST IPB serta Dr. Damayanti Rusli S, SpAK, Phd, anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI sebagai para pembicara.

Dalam diskusi terbuka tersebut dibahas mengenai permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia yaitu masalah stanting dan obesitas pada anak. Menurut data menkes, pada november 2017 terdapat sebanyak 17,8% bayi usia dibawah 5 tahun mengalami masalah gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Dan 14,9% bayi usia dua tahun mengalami masalah gizi. Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas anak di Indonesia meningkat setiap tahunnya.

Stanting merupakan permasalahan gizi yang dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3% dan kerugian negara akibat stanting dapat mencapai sekitarn 300 triliun rupiah pertahun. Stanting juga dapat mengakibatkan perkembangan anak dan fisik terhambat, rentan terhadap penyakit, sulit berprestasi dan ketika dewasa mudah menderita kegemukan sehingga beresiko terkena penyakit jantung, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya. Anak yang menderita gizi buruk biasanya akan memiliki tingkat intelegensi yang rendah bahkan dibawah rata-rata. Pada usia produktif, anak stanting memiliki penghasilan 20% lebih rendah daripada anak yang tumbuh optimal. Stanting disebabkan karena anak mengalami kekurangan gizi pada waktu yang lama yaitu pada 1000 hari pertama kehidupannya. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena pola asuh yang kurang tepat.

Menurut Prof. Dodik, stanting dapat dicegah dan diatasi dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan. Pada masa kehamilan, ibu hamil harus makan makanan yang bergizi seimbang terutama makanan bersumber protein hewani supaya janin dapat tumbuh optimal dan dapat lahir dengan selamat. Gizi terbaik yang dapat diberikan untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Hanya ASI. Setelah bayi berusia 6 bulan barulah diberi makanan pendamping ASI agar bayi memperoleh nutrisi seimbang.

Ada satu kesalahan yang sering dilakukan oleh para ibu di Indonesia yaitu memberikan pisang atau buah-buahan pada bayi usia 6-12 bulan. Bayi usia dibawah dua tahun ternyata tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pisang setiap hari. Kesalahan yang cukup fatal yang dilakukan oleh ibu-ibu di tanah air terutama yang tinggal dipelosok adalah mereka berpikir bahwa SKM adalah susu. Padahal kenyataannya, SKM bukan susu melainkan sejenis sirup berperisa susu dengan kandungan gula yang tinggi sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari sebagai minuman susu. SKM dapat mengakibatkan anak menderita berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes. Tingginya konsumsi gula pada anak merupakan salah satu penyebab obesitas.

Salah satu cara untuk mencegah stanting dan obesitas pada anak adalah dengan cara memberikannya makanan dengan gizi seimbang dan mengatur pemberian gula dan garam pada anak. Hal ini dapat mengendalikan obesitas pada anak. Anak-anak hendaknya lebih banyak diberikan protein hewani untuk tumbuh kembang optimalnya. Pemberian sayur dan buah harus disesuaikan dengan umur dan kondisi anak. Orang tua harus mampu untuk membentuk pola makan anak sehingga anak tidak menjadi anak yang pemilih makanan. Dengan asupan gizi seimbang maka anak Indonesia akan mampu untuk bebas stanting dan obesitas.









Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bekasi
Tampak depan BBPLK Bekasi yang instagramable
Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki sumber daya alam melimpah serta jumlah penduduk yang besar mempunyai potensi untuk menjadi negara maju di masa depan jika mampu menyelesaikan permasalahan terbesarnya yaitu pengentasan kemiskinan dan masalah pengangguran. Salah satu masalah menahun yang dihadapi negeri ini adalah masalah pengangguran. Jumlah pengangguran di Indonesia pada tahun 2017 menurut data Biro Pusat Statistik mengalami peningkatan dibandingan pada tahun 2016. 

Pada tahun 2017 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka 7,04 juta jiwa. Angka ini meningkat 10.000 dari jumlah pengangguran pada tahun 2016 yang berjumlah 7,03 juta jiwa. Peningkatan angka pengangguran tersebut disebabkan adanya kenaikan jumlah angkatan kerja dan tidak disertai dengan perluasan kesempatan kerja. Kesempatan kerja di Indonesia masih terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang terus dihasilkan setiap tahunnya.

Banyaknya para lulusan SMA atau SMK yang menganggur dan tidak memiliki ketrampilan merupakan salah satu penyebab jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Bukan hanya lulusan SMA dan SMK saja yang mengalami kesulitan memperoleh kesempatan kerja tetapi para lulusan perguruan tinggi pun banyak yang mengalami kesulitan untuk memperoleh pekerjaan dikarenakan kurangnya skill atau keahlian yang mereka miliki. Di dorong dengan adanya kenyataan bahwa angkatan kerja di Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja maka pemerintah melaksanakan program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi melalui Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.

Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan wujud nyata program perluasan kesempatan kerja melalui pembinaan pelatihan ketrampilan kerja pada masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Kementrian Tenaga Kerja RI berupaya untuk mengatasi jumlah pengangguran yang ada dengan cara memberikan bekal keahlian dan ketrampilan pada siapapun yang ingin meningkatkan kualitas kemampuan kerjanya melalui pelatihan berbasis kompetensi di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK)

Indonesia memiliki 5 BBPLK yaitu BBPLK Bandung, Serang, Bekasi, Semarang dan Medan. BBPLK memiliki rencana strategis 3-R yaitu Re-orientasi, Re-vitalisasi dan Re-branding. Setiap BBPLK yang ada ditetapkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan dua program kejuruan unggulan secara nasional.
Adapun lingkup pengembangan BBPLK yang ada di Indonesia meliputi:
  • Pengembangan program kejuruan unggulan
  • Penyusunan modul pelatihan
  • Sebagai pusat pelatihan instruktur sesuai kejuruan unggulan
  • Pembinaan mutu penyelenggaraan pelatihan kerja unggulannya di BBPLK lainnya
  • Pengembangan alat bantu pelatihan
  • Pusat inovasi kejuruan seperti pengembangan prototype.
Manfaat pelaksanaan 3-R BBPLK yaitu pembinaan kejuruan akan lebih mudah dan terarah, peningkatan kualitas dan kuantitas lulusan 10 kejuruan unggulan, pembinaan instruktur akan lebih terarah serta peningkatan image BBPLK.

Pembukaan Program Pelatihan Tahap1 BBPLK Bekasi

Peserta dan para Staf BBPLK Bekasi

Terkait dengan program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi yang dilaksanakan oleh Kementrian Tenaga Kerja RI melalui BBPLK, pada tanggal 22 Januari kemarin, BBPLK Bekasi menggelar pembukaan Program Competency Based Training (CBT) atau program pelatihan berbasis kompetensi tahap 1. Pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BBPLK Bekasi tahap 1 ditandai dengan penyematan tanda peserta secara simbolis oleh Kepala BBPLK Bekasi, Ibu Helmiaty Basri. Ada 4 kejuruan di BBPLK Bekasi yaitu elektronika, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), refrigeration dan pariwisata.

Pembukaan program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi dihadiri oleh Kepala BBPLK Bekasi Ibu Helmiaty Basri, Kepala Bagian Tata Usaha BBPLK Bekasi Ibu Memey Meirita Handayani, Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Pemberdayaan BBPLK Bekasi Bapak Syafruddin serta Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPLK Bekasi Bapak Yudi Hermawan dan undangan dari Angkatan Darat.

PBK BBPLK Bekasi tahap1 diikuti oleh 576 peserta yang merupakan lulusan sekolah kejuruan yang berada di Bekasi. Helmiaty Basri dalam pengarahannya menyatakan bahwa pemerintah mempercepat pelaksanaan program pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan penguatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia. Pelatihan berbasis kompetensi ini diharapkan mampu mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Pelatihan berbasis kompetensi dimaknai sebagai upaya pemerintah terhadap pemberian kemampuan pelatihan kerja pada masyarakat yang membutuhkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha. Pemerintah menyadari bahwa peningkatan sumber daya manusia merupakan salahsatu kunci dalam mengatasi jumlah pengangguran yang terus meningkat. Pelatihan kerja berbasis kompetensi ditujukan juga sebagai upaya untuk menghadapi perdagangan bebas ASEAN (MEA) dan kawasan Asia (AFTA).

Peserta pelatihan program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi tidak dikenai bayaran sepeserpun. BBPLK Bekasi menyediakan asrama bagi siswa yang berasal dari luar Bekasi. Namun untuk pelatihan tahap 1 ini khusus untuk peserta dari Bekasi saja. Direncanakan nanti pada tahap2 di bulan Februari, BBPLK Bekasi baru akan membuka pelatihan untuk peserta yang berdomisili di luar Bekasi. BBPLK Bekasi dilengkapi juga dengan hotel sebagai salah satu sarana program kejuruan pariwisata. Peserta program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi mendapatkan uang pengganti transport setiap hari yang akan dibayarkan diakhir pelatihan. Mereka juga mendapatkan makan siang dan 2 stel baju seragam.

Peserta yang lulus Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi akan langsung disalurkan kerja atau mereka juga dapat berdikari dengan membuka usaha sendiri. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi bukan hanya mengajarkan kemampuan secara tekhnis saja atau hard skill tapi juga memberikan wawasan industri, attitude, etika dan motivasi atau soft skill. Peserta program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi disesuaikan dengan bakat dan minat dasarnya supaya sesuai dengan jurusan yang diambilnya dalam pelatihan tersebut.

BBPLK Bekasi mempunyai strategi pelaksanaan program Pelatihan Berbasis Kompetensi yang melingkupi kompetensi kerja, materi pelatihan, manajemen dan tatakelola lembaga, assesment, pembiayaan, sarana dan prasarana, instruktur dan tenaga kepelatihan serta kurikulum pelatihan yang disesuaikan dengan program apa saja yang diberikan dan dapat berubah sesuai dengan program kejuruan yang ada.



BBPLK Bekasi berdiri sejak tahun 1985 dan merupakan salah satu lembaga yang menerima bantuan dari pemerintah Jepang. BBPLK Bekasi memiliki 44 ruang laboratorium komputer dengan 47 orang instruktur. Untuk program elektronika terdapat 47 ruang laboratorium elektronika dengan 29 orang instruktur. Peserta pelatihan sebagian besar berasal dari lulusan SMK. Rekruitment peserta dibuka setiap hari dan calon peserta didik dapat langsung mendaftar di BBPLK Bekasi. Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi berlangsung dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Peserta pelatihan juga dididik untuk disiplin dan langsung dilatih fisik oleh Angkatan Darat yang berkolaborasi dengan BBPLK Bekasi.

Setiap peserta program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi yang lulus akan memperoleh sertifikasi. Tapi tidak semua peserta mendapatkan sertifikasi. Hanya peserta yang benar-benar lulus dan terampil saja yang berhak mendapatkan sertifikasi. Pada tahun 2018 ini, BBPLK Bekasi menargetkan 20.080 peserta yang akan menjadi peserta didik pada program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi. Dan target peserta yang memperoleh sertifikasi sebanyak 12.880 orang. BBPLK Bekasi juga menargetkan pemberian bantuan program sebanyak 1500 orang. Ada sebanyak dua puluh sembilan Balai Latihan Kerja binaan BBPLK Bekasi.

BBPLK Bekasi membuka 4 program kejuruan yaitu:

  1. Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi  dengan total instruktur 47 orang;
  2. Kejuruan Elektronika dengan total instruktur sebanyak 29 orang;
  3. Kejuruan Refrigeration dengan total instruktur sebanyak 5 orang;
  4. Kejuruan perhotelan dengan total instruktur berjumlah 5 orang.
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi

Untuk menjadi peserta didik program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
1. Laki-laki atau perempuan
2. Fotocopy ijazah pendidikan terakhir
3. Fotocopy KTP
4. Pas photo 3x4
5. Lulus tes seleksi
6. Sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Cara pendaftaran, yaitu:
- Registrasi online melalui website www.kios3in1.net/006 
- Proses seleksi pelatihan kerja meliputi seleksi administratif dan tes tertulis serta wawancara
- Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kios3in1 BBPLK Bekasi di nomer 08159171717, 085711070057
- BBPLK Bekasi tidak memungut biaya apapun dalam proses pelatihan kerja dan sertifikasi.
Alamat BBPLK Bekasi
Jl. Guntur Raya No.1 Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, 17144.
Pertamakali masuk ke BBPLK Bekasi, Mamak disergap rasa kagum. Ngga nyangka ada BBPLK yang apik, bagus, rapi dan instagramable. Banyak banget spot cantik yang asik dijadikan tempat narsis sekaligus eksis. Jarang loh lembaga pemerintah yang ditata sedemikian rupa serta kekinian. Apalagi ini lembaga pelatihan milik pemerintah yang bebas biaya apapun. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi BBPLK Bekasi merupakan salah satu solusi untuk para lulusan SMK dan sederajat atau siapapun yang ingin memiliki ketrampilan dan keahlian sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Mamak saja tergoda loh untuk menjadi salah satu peserta didik. Dapat memperoleh keahlian dan gratis pula serta ditunjang dengan sarana dan prasarana lengkap. Yakin ngga ikutan tergoda juga?

Salah satu laboratorium TIK

Laboratorium Komputer

Laboratorium Refrigeration

Peralatan di laboratorium refrigeration

Laboratorium elektronika

Kamis, 18 Januari 2018

Surat Pertama Dan Terakhir Untuk Sahabat
Langit biru, angkasa raya yang kini menjadi tempat tinggalmu
Dear Kamu...
Selamat malam untuk kamu yang ada di sana. Sudah lama sebenarnya aku ingin menuliskan sesak yang mengendap didada. Namun aku belum punya keberanian untuk menyusuri kenangan bersamamu sekaligus menggali kembali luka yang pernah ada. Sampai akhirnya hari ini, ku nekat mencoba mengurai kembali satu persatu cerita yang pernah kita buat.

Kita telah lama saling mengenal bahkan sejak sama-sama belum tahu apakah itu malu. Yups, kita telah bersahabat sejak kecil. Sejak pikiran masih dipenuhi oleh angan-angan dan harapan tentang hidup yang akan dijalani saat dewasa nanti. Kamu, satu dari sedikit sahabat perempuanku. Ya, aku memang lebih banyak memiliki sahabat laki-laki daripada sahabat perempuan. Dan kamu yang secuil itu. Satu yang menyatukan kita adalah kita sama-sama menyukai apel.

Buah kesukaan kita
Kita melewati masa remaja sebagai gadis belia yang bahagia. Hari-hari dipenuhi oleh gelak tawa dan cerita tak berujung. Kamu ingat, kita pernah teleponan dari subuh sampai adzan zuhur padahal jarak rumah kita berdekatan. Kamu, sosok mandiri karena keadaan keluargamu memaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Kamu sahabatku, tempat bercerita apa saja, mencurahkan semua kegundahan yang ada.

Masa SMA kita lalui bersama meskipun kamu terkadang asik dengan dunia barumu bersama orang yang kita sebut sebagai kekasih hatimu. Namun kita masih tetap bergandengan tangan. Hingga kita berpisah karena aku kuliah di luar kota dan kamu tetap di kota ini. Sejak kuliah, kita jarang bersama. Hanya sesekali saja, saat kupulang ke kota ini. Berjumpa denganmu dan orang yang kusebut tunanganku. Dan kamu menjadi teman setia yang mengisi hari-hari orang yang kupanggil "calon suami" saat ku kembali menuntut ilmu di luar kota. Sepertinya inilah awal malapetaka persahabatan kita.

Aku tak pernah berpikir buruk apapun tentang kamu hingga tibalah hari itu. Hari dimana dunia ku terbalik dan berganti warna, gelap dan pekat. Hari dimana kutemukan undangan bertuliskan namamu, sobat dan namanya, calon suamiku. Bummm...bumi seperti menindihku. Membuat ku tercekat dan tak mampu berkata-kata meski aku ingin sekali mengumpat, berteriak bahkan mencaci maki. Tidaaak. Saat itu mulutku terkunci rapat tapi jiwaku menjerit tak terima. Sahabatku mencuri sebagian mimpiku.

Hari itu, aku masih ingat dengan sangat jelas, hari Sabtu di bulan November, satu hari menjelang pernikahanmu, hidupku rata dengan tanah. Aku tak tahu harus kemana kusembunyikan wajahku ini. Dia yang akan mengucap janji setia atas nama Tuhan adalah orang yang sama yang akan mengucap janji padaku juga. Orang yang telah memberi mimpi indah atas nama pernikahan. Gilaaa. Yups memang gila. Sinetron pun kalah gila dengan skenario ini. Hanya karena alasan bibit, bebet dan bobot, hampir saja terjadi poligami. Poligami antara laki-laki itu, (calon suamiku), dan kita. Untungnya egoku masih sangat tinggi untuk menentang semua itu meski saat itu aku tak tahu apa warna hatiku. Hari itu hari kukubur semua cerita persahabatan kita. Kamu sahabatku dan kamu pula istri dari orang yang telah berkomitmen denganku selama lima tahun.


Ku tinggalkan kalian dengan kutukan dan caci maki tak berkesudahan. Ku hanya mampu berlari dan tak memiliki keberanian untuk pulang ke kota ini.  Hidupku berantakan. Hingga suatu hari, Tuhan mengembalikan kewarasan dan akal sehatku lagi. Aku berani untuk pulang ke kota ini. Perlahan aku mampu melalui hari-hariku meskipun tertatih dan terseok. Aku pernah bersumpah untuk tak berjumpa denganmu lagi. Dan Tuhan mengabulkannya. Kita tak pernah berjumpa meski jarak rumah kita sangat dekat. Tuhan mengatur supaya kita tak pernah berjumpa.

Sampai tiba hari itu, hari yang sama, hari Sabtu namun bukan dibulan November, hari terakhir aku menemuimu dengan kondisi istimewa. Aku mendatangimu tanpa kamu mampu membuka matamu dan berbicara. Yang kutemui hanya sesosok tubuh yang terbujur kaku. Ya, kamu telah pergi untuk selamanya, Sahabat. Kepergian yang tiba-tiba dan mengejutkan orang-orang terkasihmu. Aku datang hari itu dengan berjuta rasa yang saling berperang didada. Tapi anehnya saat melihat tubuh kakumu, jiwaku bergejolak. Ada rasa kehilangan yang teramat dalam disana. Ada luka dan kesedihan. Dan semua kebencian itu hilang.

Tak ada lagi kemarahan bersembunyi dihati ini. Meski saat ku duduk dihadapanmu, aku tak tahu apakah saat itu, aku telah benar-benar memaafkan mu. Menatap wajahmu yang tertutup selembar kain putih tipis, membangkitkan kembali kisah persahabatan kita. Tuhan telah mengatur semua ini dan rencana Tuhan sangatlah indah.

Sahabat, ijinkan ku memaafkan dirimu. Mengunci semua kisah pilu yang terjadi diantara kita dan hanya mengingat kisah manis yang pernah kita buat. Aku bukanlah malaikat yang tak pernah merasa sakit dan berbuat salah, aku hanya manusia biasa yang sempat tak terima dengan kenyataan. Ijinkan aku memaafkan diriku sendiri untuk semua rasa bersalah yang kau simpan dalam sudut hatimu. Cinta tak pernah salah, Sobat meski dia memilih berlabuh ditempat yang tak semestinya.

Aku memang pernah sangat membencimu karena kamu memporakporandakan mimpi indahku hingga akhirnya kusadari inilah yang terbaik yang Tuhan pilihkan untuk kita meski dengan cara yang tidak biasa. Kalaupun kamu tidak menikah dengan dia, belum tentu aku bahagia bersamanya. Belum tentu kupunya dunia seperti yang saat ini kumiliki. Dunia yang penuh bahagia dan senandung alam. Dunia yang membebaskan langkahku menggapai semua mimpiku.

Kamu, baik-baiklah di sana. Tersenyumlah. Aku telah mengikhlaskan semua yang terjadi diantara kita. Bobolah dengan tenang di tempat yang indah. Kamu pun tak perlu khawatir, aku telah memaafkan pasangan jiwamu. Aku telah melepas semua kepedihan masa lalu kita. Kini ku telah mampu menghadapi dan menyebut nama kekasih hatimu sebagai seorang teman. Aku benar-benar telah mengikhlaskan semua yang telah terjadi diantara kita.
Tersenyumlah di sana Sobat dan tertawalah sampai terlihat gigi kelincimu yang lucu. Sesungguhnya aku merindukanmu.

Tempat favorit kita





Nak, Jadikan Kami Temanmu
Anak adalah harta paling berharga dan hadiah terindah yang diberikan Tuhan. Memiliki anak sangatlah menyenangkan sekaligus bikin deg deg-an. Kenapa Mamak katakan seperti itu? Karena menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah dan ada tanggung jawab menyertainya. Banyak hal yang harus dilakukan oleh si orang tua untuk memastikan bahwa anaknya berada dalam pengasuhan yang tepat dan bahagia.

Memiliki anak berarti diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk terus belajar menjadi pribadi yang lebih bijak dan bertanggungjawab. Karena semua yang orang tua lakukan untuk dan terhadap anaknya, semuanya akan dipertanggungkan dihadapan Tuhan. Memiliki anak bukan hanya dituntut harus dapat bertanggungjawab secara materi saja namun harus mampu menjadi uswatun hasanah untuk buah hatinya.

Menjadi orang tua jaman now, memiliki tantangan yang sangat berat dalam mendidik dan membesarkan anak-anak. Kid jaman now tidak bisa diatur dan dipaksa sesuka hati orang tuanya. Mereka cenderung memiliki sikap kritis dan tidak suka banyak aturan yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Mamak punya dua orang anak dengan sifat dan karakter berbeda dan harus dihadapi dengan perlakuan yang berbeda sesuai karakter masing-masing. Namun tidak ada yang diistimewakan. Semuanya sama. Mau Si Sulung ataupun Si Bungsu tidak ada yang mendapat perlakuan spesial.

Mamak merasakan gimana susahnya menjadi orang tua jaman now. Karena yang dihadapi bukan hanya si anak saja melainkan harus menghadapi perkembangan teknologi terutama gadget dan internet termasuk sosial media. Untuk mampu menghadapi kid jaman now, orang tua dituntut harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan teknologi.

Menghadapi anak jaman now tidak bisa dengan kekerasan tapi harus dihadapi dengan pengertian, kasih sayang dan ketulusan. Komunikasi antara anak dan orang tua haruslah terjalin baik. Orang tua harus mampu menjadi teman, sahabat sekaligus kamus berjalan untuk mereka. Anak-anak dapat bertanya apapun pada orangtuanya dan siorangtua dapat menjawab semua pertanyaan si anak secara jelas dan tepat.

Mamak memiliki dua orang anak yang lumayan cukup jauh jarak usianya, Si Sulung berusia 14 tahun sedangkan Si Bungsu berumur 8 tahun. Si Sulung yang memasuki usia remaja, sukses membuat Ayah Bundanya terkadang harus mengerutkan kening menghadapi perilakunya. Apalagi sudah mulai mengenal internet, gadget dan perempuan. Hadeeh kebayangkan pusing tujuh keliling menghadapi anak usia remaja.

Si Sulung mulai beranjak remaja
Mamak dan Si Dia sepakat menerapkan aturan santai namun tetap ada pengawasan. Kami berusaha untuk menanamkan nilai agama sejak dini dan 3 kata ajaib dalam kehidupan sehari-hari. Tiga kata ajaib tersebut yaitu maaf, tolong dan terimakasih. Penerapan tiga kata ajaib tersebut bertujuan supaya anak-anak terbiasa menghargai orang lain dan tidak memiliki sifat pendendam atau senang menyalahkan orang lain. Kami berharap anak-anak mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Kejujuran dan keterbukaan selalu berusaha Mamak dan Si Dia pakai dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam menghadapi anak-anak. Mereka harus menjalani hidup dengan kejujuran. Kami tidak terbiasa melimpahi mereka dengan limpahan materi. Jika mereka menginginkan sesuatu, mereka harus tahu bagaimana cara memperolehnya. Kami selalu menekankan bahwa apapun yang ingin mereka dapatkan, semuanya tidak ada yang gratis, harus berusaha atau bekerja dulu. Mereka harus mengumpulkan uang dulu jika ingin membeli sesuatu. Mamak selalu menekankan ke mereka bahwa hidup ini adalah sesuatu yang harus mereka perjuangkan, usahakan dan tidak selamanya mudah.


Mamak dan anak-anak telah terbiasa bicara apa pun tentang semua hal termasuk berdebat. Tidak selamanya anak harus mengikuti keinginan orangtuanya karena hidup mereka adalah milik mereka sendiri. Jadi jika ada aturan ataupun hal-hal yang mereka rasa tidak sesuai dan tidak nyaman, anak-anak pasti langsung membicarakannya. Mereka pun bebas mengkritik ayah ibunya selama hal tersebut dilakukan dengan bahasa yang sopan dan memiliki alasan/dasar yang kuat. Seperti misalnya Mamak mengatur jadwal mereka untuk makan mie instan atau jajanan seminggu sekali, hanya boleh 1X dalam seminggu dan jika Mamak atau Si Dia tidak sesuai dengan aturan tersebut, maka anak-anak pun langsung protes. Dalam keluarga kami, aturan mengikat semua anggota keluarga. Bukan hanya berlaku untuk anak-anak saja. Anak-anak pun bebas mengatakan Ayah Bundanya salah jika memang benar salah.

Mamak dan Si Dia juga membiasakan untuk memberikan reward untuk semua hal baik yang mereka lakukan. Reward tersebut tidak mesti berupa materi tapi dengan kata "hebat", "pintar" dan kata kata pujian lainnya. Kami sepakat bahwa anak-anak harus dibesarkan dengan penuh cinta, kehangatan dan pemakluman agar mereka kuat menghadapi kerasnya kehidupan di luar rumah. Pemakluman maksudnya adalah kami sebagai orang tuanya menerima mereka apa adanya dengan semua kelebihan dan kekurangan mereka dan anak-anak pun dapat menerima kami apa adanya juga. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Saya dan Si Dia memperlakukan anak-anak sebagai seorang teman dan sahabat. Very best friend. Kami sadar kami tidak dapat terus menerus melindungi mereka, oleh karena itu mereka harus tahu seperti apa dunia itu, diluar sana, bukan hanya manis yang akan mereka temui tapi juga pahit dan asam. Mereka harus mampu melindungi diri sendiri. Harus mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Karena itu kami menempatkan diri sebagai sahabat sekaligus penasehat anak-anak. Semua keputusan terhadap kehidupan mereka tetap berada ditangan mereka.

Mamak tak pernah memaksa mereka menjadi seperti yang Mamak dan ayahnya mau. Kami tidak pernah menuntut mereka untuk sempurna dan selalu sweet  dihadapan kami. Kami selalu mengatakan pada mereka, lakukan yang terbaik dan jadilah seperti yang hati kalian mau. Yang terpenting adalah kalian merasa bahagia. Itulah point terpenting yang Kami tekankan pada anak-anak. Satu hal yang selalu Mamak jaga yaitu menghindari untuk menyudutkan mereka atau selalu menyalahkan mereka. Biarkan mereka belajar tentang hidup dengan cara yang nyaman dan menyenangkan.




Rabu, 17 Januari 2018

Buku Bekas, Kenapa Tidak?
 "Everybody thinks of changing the world but nobody thinks of changing himself". ( Leo Tolstoy)
Setiap orang berpikir untuk mengubah dunia tapi tak seorang pun yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri. Kalimat tersebut, Mamak kutip dari salah satu buku favorit Mamak, "Cherish Every Moment" karya Arvan Pradiansyah. Kalimat sederhana namun mampu mengubah sudut pandang Mamak tentang hidup ini. Tentang keegoisan dan emosi jiwa. Membaca buku merupakan salah satu terapi jiwa yang Mamak lakukan agar mampu bangkit dan melangkah lagi dari keterpurukan yang Mamak alami di masa lalu.

Baca juga: Berdamai Dengan Diri Sendiri Melalui Metode Ho'onopono

Yups, buku menjadi salah satu teman setia yang menemani sekaligus memberikan pencerahan pada Mamak. Mamak merasa beruntung karena mampu menjalani kembali hidup ini dengan lebih ikhlas, bahagia dan ceria karena pengaruh dari buku-buku yang Mamak baca. Meskipun pada awalnya Mamak membaca buku sebagai tempat pelarian sekaligus persembunyian dari semua rasa sakit dan luka yang Mamak rasakan.

Seiring waktu berjalan, Mamak merasa buku sebagai teman tanpa suara. Mamak membaca buku apa saja selama isi buku tersebut mampu menarik perhatian Mamak. Mamak mendapatkan buku-buku tersebut dari hasil hunting ke toko buku ternama di negeri ini. Tapi terkadang ngga ada juga buku yang Mamak inginkan. Hingga tak jarang Mamak juga menyusuri daerah Palasari, Bandung. Palasari adalah tempat penjualan buku terbesar di Bandung. Palasari merupakan surga pecinta buku. Karena buku apa saja dan dari tahun berapa pun, tersedia di sini. Dan ini adalah tempat favorit Mamak untuk mengubek-ngubek buku.

Salah satu buku hasil hunting di Palasari, Bandung
Palasari bukan hanya menjual buku terbaru dan yang sedang booming di toko buku ternama negeri ini, tapi juga menyediakan buku dari jaman old termasuk buku bekas. Harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah. Sangat bersahabat dengan dompet wkwkwk.

Mamak sendiri sih belum pernah membeli buku bekas karena Mamak lebih semangat membaca buku dalam kondisi kinclong. Mamak lebih sering berburu buku diskon, buku baru dengan harga kasih sayang huahaha alias setengah harga  atau bahkan lebih. Biasanya sih buku-buku lama. Namun setiap kali ke Palasari, Mamak sering lihat banyak juga yang membeli buku bahkan majalah bekas. Mungkin karena sering juga, buku atau majalah yang dicari adalah majalah atau buku lama hingga ngga ada yang baru. Atau mungkin disebabkan oleh faktor harga. Mamak ngga tahu pasti sih kenapa cukup banyak juga orang yang membeli buku bekas.

Bagi Mamak pribadi, mau buku itu dibeli baru atau bekas ya sama saja. Sama-sama berisi hal-hal baik dan dapat menambah wawasan. Mamak ngga pernah kepikiran sih untuk bertanya kenapa buku bekas masih dijual dan cukup banyak juga yang membelinya. Mungkin lainkali yak Mamak tanyakan jika berkunjung ke Palasari.

Saat kuliah dulu, sebenarnya Mamak sering nganterin teman-teman Mamak ke Palasari untuk mencari dan membeli buku diktat kuliah atau buku bacaan wajib jurusan Mamak yang dalam kondisi bekas atau seken. Saat itu alasannya lebih kefaktor mencari harga murah. Maklum lah ya namanya anak kuliahan, ngekos dan ngga banyak yang punya budget besar untuk sebuah buku. Apalagi buku kuliah yang harganya tergolong mahal, ratusan ribu. Tahun 1996, satu buku 200ribu rupiah keatas merupakan harga yang cukup bikin kepala pening loh. Dan keberadaan Palasari dengan buku-buku bekas dan harga bersahabat ini sangat membantu mahasiswa dan siapapun yang hobi membaca tapi menginginkan harga terjangkau dan koleksi buku lama.

Kios kios buku di Palasari juga menerima loh jika kita ingin menjual buku seken yang kita punya namun dalam kondisi layak baca ya. Tidak robek dan masih lengkap halamannya. Tapi kalau Mamak pribadi sih, ngga berminat sama sekali untuk menjual buku-buku bacaan Mamak. Sayang euy. Karena terkadang, Mamak harus menyusuri kios-kios buku Palasari atau ke toko buku terbesar dan ternama negeri ini untuk menemukan buku-buku tersebut. Jadi seperti ada ikatan gitu antara Mamak dan buku-buku tersebut eaaaaa.

Salah satu buku yang tak mungkin dilepaskan
Koleksi buku-buku Mamak cukup terbilang banyak sih dan sebenarnya bikin kewalahan juga menyimpannya apalagi buku-buku tersebut ada yang di rumah Bandung dan Jakarta. Tapi tetap saja sayang jika harus merelakannya menjadi milik orang lain wkwkwk (lebay, seperti ditinggal nikah pacar saja..ups).
Apalagi untuk buku-buku favorit seperti buku tentang Rumi yang kata pengantarnya ditulis oleh Bapak Goenawan Muhammad. Haduuh nyarinya saja sudah susah setengah modar, ya sayang banget jika harus dijual meskipun sudah berkali-kali dibaca.

Ini Mamak loh ya. Pasti beda pemikiran dengan yang lain. Meskipun Mamak nyaris ngga pernah beli buku bekas dan tidak berminat juga menjual buku koleksi Mamak tapi Mamak menyadari kalau keberadaan buku bekas di toko-toko buku di Palasari cukup membantu orang-orang yang memang butuh dan mencari buku bekas. Mamak berharap toko-toko buku di Palasari tetap menjual dan menyediakan berbagai jenis buku baru ataupun bekas dengan harga murah namun lengkap. Buku dari jaman dahulu kala pun tetap tersedia sehingga mempermudah siapapun yang memerlukannya.





Selasa, 16 Januari 2018

Hadiah Terbaik Untuk Yang  Tersayang

Anak karunia terbesar dalam hidup
 "Let's cherish every moment. We have been given for time is passing by..." (Kool and The Gang)
Setiap momen atau kejadian dalam hidup kita adalah karunia Tuhan yang sangat indah dan harus kita syukuri. Waktu merupakan hal yang penting dan harus kita hargai. Bagaimana jika saat ini adalah saat terakhir untuk kita? Sudahkah kita berbuat sesuatu untuk orang-orang yang kita sayang? Inilah yang selalu bermain-main dalam pikiran Mamak.

Jika hari ini adalah hari terakhir ayah, ibu serta keluarga Mamak , sudahkah Mamak membahagiakan mereka? Sudahkah Mamak mampu memberikan kenangan indah dalam benak mereka? Jika sudah tak ada lagi waktu, sudahkah Mamak memberi arti dalam kehidupan mereka? Pertanyaan-pertanyaan yang selalu membuat dada tiba-tiba terasa penuh. Sudahkah kehadiran Mamak membuat hari mereka terasa indah?

Mamak tak dapat menjamin bahwa dalam kehidupan yang telah Mamak jalani bersama mereka, Mamak telah mampu membahagiakan mereka tapi Mamak dapat memastikan bahwa Mamak selalu berusaha sepenuh jiwa raga untuk memberikan yang terbaik untuk mereka. 

Mamak selalu berpikir bahwa hal terpenting saat ini adalah membuat orang-orang terdekat Mamak selalu tersenyum tanpa beban berat dipundak mereka. Mamak tidak ingin orang-orang yang Mamak kasihi terjebak oleh penderitaan hidup. Karena itu Mamak selalu ada disamping mereka, menemani mereka melewati saat-saat sulit dalam kehidupan mereka. Hal yang mungkin dianggap sepele namun memiliki arti mendalam.

Hidup ini memang tidak mudah tapi jika ada seseorang yang tulus menyayangi kita selalu ada bersama kita saat susah maupun senang, sesulit apapun hidup, akan terasa lebih ringan. Sebanyak apapun materi yang kita berikan tak akan ada artinya jika tak ada 'rasa' dalam setiap persembahan kita untuk orang-orang yang tersayang.

Mamak tak pernah berusaha membahagiakan orang-orang tersayang yang Mamak punya dengan harta benda karena Mamak sadar nilai mereka jauh diatas itu semua dan tak dapat diukur dengan materi sebanyak apapun. Mamak selalu berusaha untuk menghadiahkan setiap momen Mamak bersama mereka sebagai momen terindah yang mereka miliki. Mamak memberikan waktu dan jiwa Mamak untuk mereka kapan pun mereka butuhkan.

Seperti saat Mamak putuskan untuk kembali tinggal di Jakarta untuk menemani dan mengurus orang tua Mamak yang sudah mulai renta dan sakit-sakitan, Mamak tak melihat hal tersebut sebagai suatu tanggung jawab yang mengikat karena mereka adalah orang tua dan Mamak adalah anak. Bukan karena alasan tersebut Mamak mau sejenak meninggalkan kehidupan pribadi Mamak untuk bersama mereka. Mamak lakukan hal ini karena Mamak senang melakukannya, Mamak senang menemani mereka dan mengambil sedikit tanggung jawab untuk mengurus mereka sebagai sebuah hadiah yang Mamak berikan di usia senja mereka.

Mamak selalu beranggapan bahwa hidup adalah hari ini jadi jika hari ini adalah hari terakhir Mamak ataupun hari terakhir mereka, orang-orang yang Mamak sayang, Mamak telah memberikan yang terbaik yang bisa Mamak berikan dan perbuat. Mamak tak ingin ada penyesalan dihati karena merasa telah menyia-nyiakan kehadiran mereka dalam hidup Mamak.

Kemarin adalah sejarah. Besok adalah misteri dan hari ini adalah hadiah. Itulah mengapa hari ini disebut sebagai anugerah.
Ungkapan diatas yang selalu mendasari apapun yang Mamak lakukan untuk orang-orang tersayang. Waktu yang kita jalani hari ini atau sekarang adalah saat-saat terpenting dalam hidup kita dan harus kita jalani dengan memberikan yang terbaik untuk orang-orang tersayang sebagai sebuah hadiah. Seringkali kita sering menyepelekan kehadiran orang-orang terdekat kita dan ketika "saat berpisah telah tiba", kita terkukung dalam penyesalan panjang karena merasa belum memberikan dan berbuat yang terbaik untuk mereka.

Mamak yakin tak ada hadiah yang lebih baik yang dapat kita berikan untuk orang-orang tersayang selain ketulusan, waktu dan perhatian kita pada mereka. Harta tak kan memberikan kebahagiaan abadi namum doa, perhatian, ketulusan serta pengabdian merupakan gift terbaik yang dapat kita berikan untuk mereka. Ini menurut Mamak, bagaimana dengan kalian?

Waktu bersama

Senin, 15 Januari 2018

Kebun Jaman Now Ala Mamak

Dua puluh tahun yang lalu, Mamak pernah sangat berharap menjadi seorang petani serta hidup bahagia di desa. Jauh dari kebisingan dan gemerlap ibu kota. Mimpi manis yang bikin meringis wkwkwk. Karena kenyataannya sekarang, Mamak masih terdampar di ibukota dan meninggalkan impian menjadi seorang petani.

Mamak berharap memiliki kebun yang Mamak tanami sendiri dan di sanalah Mamak menghabiskan waktu Mamak. Namun kenyataannya tak sesempurna angan-angan. Mamak punya kebun tapi tidak Mamak tanami sendiri. Dibiarkan saja karena Mamak sampai sekarang masih di Jakarta. Bergelut dengan mimpi Mamak yang lain *ini si mamak punya berapa mimpi sih? Banyak amat Huahahaha

Kerinduan bercocok tanam tak pernah surut meski entah kapan dapat terwujud. Manusia hanya boleh berusaha dan berdoa, selebihnya Tuhan yang menentukan. Mamak tetap bersyukur, meski tidak tinggal di desa namun Mamak masih dapat merasakan aura pedesaan setiap kali Mamak pulang ke rumah Bandung. Kebetulan rumah Mamak yang di Bandung memiliki kebun belakang yang cukup luas dan lokasinya berada di lereng gunung Manglayang. Itu sudah dari cukup untuk merasakan hidup di desa meski sebulan sekali. Ngga pa pa lah ya daripada tidak sama sekali.

Keinginan yang tak pernah surut untuk bercocok tanam, membuat Mamak nekat untuk tetap menanam tanaman di rumah Jakarta walau tak punya lahan pekarangan. Yups, Mamak nekat berkebun dengan menggunakan pot-pot di teras lantai dua rumah Mamak. Berganti-ganti tanaman yang Mamak tanam, tergantung tanaman mana yang mampu bertahan hidup di dalam pot dengan sinar matahari langsung.


Mamak pernah menanam sawi hidroponik tapi tak bertahan lama karena menguning lalu mati hiks. Sempat juga menanam bunga-bunga berwarna warni seperti melati dan anggrek tapi lagi-lagi tak kuat menahan kerasnya hidup ini *halaaah apa sih ini..huahahahaha. Akhirnya Mamak menanam tanaman apa saja yang mampu beradaptasi. Taraaa..akhirnya ada juga tanaman yang mampu bertahan hidup di atas loteng rumah Mamak. Horaaay.

Tanaman yang berhasil beradaptasi dengan kejamnya dunia perlotengan adalah lidah buaya, daun pandan, pepaya dalam pot, bunga entah apa namanya (huahahaha..Mamak ngga tahu namanya) dan jambu cristal. Semua tanaman ini hidup dalam pot dan berteman dengan genteng rumah Mamak hahahaha.


Hidup di ibukota dengan kondisi rumah yang minim lahan kosong memaksa Mamak harus kreatif. Harus tetap dapat menyalurkan hasrat terpendam yaitu berkebun meski kudu putar otak. Berpikir bagaimana caranya dapat melihat tanaman ijo royo royo dengan kondisi yang ada. Akhirnya jadilah kebun jaman now ala mamak. 

Saat Mamak jenuh dengan rutinitas sehari-hari atau butuh ide untuk menulis, Mamak menumpahkannya ke kebun jaman now ala mamak itu. Lumayanlah dapat me-recharge semangat yang memudar dan menjaga Mamak untuk tetap waras menjalani hidup ini dengan kemacetan Jakarta yang luar biasa (lebay dot com).

Kebun jaman now ala mamak sudah memberikan hasil loh untuk Mamak dan tetangga. Tetangga Mamak jadi rajin minta daun pandan dan lidah buaya. Lidah buaya yang Mamak tanam dapat dibuat minuman dan manisan lidah buaya. Kebetulan saudara Mamak dapat mengolahnya. Jambu cristal pun sudah beberapa kali panen. Begitu juga dengan pepaya, sudah beberapa kali tebang tanam. Maksudnya setelah beberapa kali berbuah, pepaya tersebut Mamak tebang lalu Mamak tanam kembali yang kecil. Karena di tanam di pot, pepaya harus  diatur hidupnya.

Itulah sekelumit cerita tentang kebun jaman now ala mamak, lalu bagaimana dengan Kamu? Punya kebun di rumah?









Sabtu, 13 Januari 2018

Travelling Impian Si Mamak di 2018

Nusa Tenggara
Yuhuu, 2018 sudah menyapa dan Mamak masih sama seperti hari-hari lalu. Ya iyalah, mosok mau berubah jadi power rangers wkwkwk. Mamak tetap dengan jiwanya yang selalu belia meskipun uban mulai nongol diantara rambut yang sepertinya mulai menjerit, "please usir uban-uban itu dari sini" wkwkwk. Dan salah satu hal yang sepertinya tidak akan hilang dari diri Mamak adalah hobi travelling. Yups, salah satu hal yang paling menyenangkan bagi Mamak adalah travelling alias jalan-jalan. 

Bersama mama mama di Kab. Jayawijaya
Ini entah disebut hobi atau memang sudah menjadi bagian dari soul Mamak cieee. Mamak siy ngga pernah punya jadwal khusus kapan harus travelling. Seringnya malah dadakan, tahu-tahu pergi piknik aja hahaha. Alhamdulillahnya, sejak Mamak menjelma (halaaah) menjadi seorang blogger, Mamak cukup banyak mendapat kesempatan untuk piknik atau travelling. Mungkin karena sudah mendarah daging kali ya hingga semesta pun mendukung Mamak untuk travelling. Tapi Mamak belumlah pantas disebut sebagai traveller uhuuuk. Karena belum banyak tempat-tempat indah di bumi pertiwi ini yang telah Mamak kunjungi. Masih seujung kukulah. 

Alhamdulillah pada tahun 2017 yang baru saja berlalu (bye bye 2017. Terimakasih untuk cerita indahnya dan pelajaran hidup yang sangat berharga*drama), Mamak mendapatkan kesempatan untuk datang ke beberapa kota indah dan eksotis di negeri ini. Dan semua itu Mamak dapatkan sebagai berkah nge-blog. Alhamdulillah. Ini merupakan rezeki Mamak yang doyan travelling. Sepanjang tahun 2017, Mamak melakukan travelling kebeberapa daerah di tanah air seperti ke Semarang sebanyak 2 kali, Jogja, Salatiga, Ambarawa, Boyolali, Sopeng, Jombang, Lombok, Jayapura, Wamena, Makassar, Cianjur, Subang dan Bogor.

Baca: Menikmati Kopi di Rinjani

Mamak senang sekali travelling atau piknik karena dengan melakukan perjalanan mengunjungi tempat-tempat indah negeri ini, Mamak semakin bersyukur dilahirkan sebagai anak Indonesia. Datang dan bertemu dengan wajah-wajah baru memberikan cerita yang tak pernah habis. Memberi kisah sekaligus pembelajaran hidup. Travelling sanggup membuka pikiran dan menambah wawasan Mamak tentang hidup ini. I love it.


Kaki Gunung Rinjani

Travelling impian ala Mamak

Ibarat orang minum air, haus ya minum lagi, jeda sebentar, haus lagi ya minum lagi. Seperti itu kayaknya perumpamaan diri Mamak terhadap travelling. Meskipun sudah pernah travelling ke suatu tempat, misalnya Jogja, ya Mamak pasti ngga akan nolak kalau harus ke Jogja lagi. Pokoknya mah celamitan-lah kalau sudah berhubungan dengan halan halan huahahaha. Tapi Mamak agak milih juga sih kalau travelling. Dalam artian Mamak agak menghindari travelling ke daerah yang mengharuskan jalan kaki dan menanjak dalam jarak jauh. Bukannya karena Mamak sudah mulai ubanan loh tapi karena kondisi kaki dan lutut yang sudah tidak prima lagi. 

Di tahun 2017 kemarin ini nih, Allah berkenan mengabulkan salah satu mimpi Mamak yaitu travelling ke Rinjani dan Desa Sade, Lombok. It's very amazing. Subhanallah. Mamak menantinya dua puluh tahun lebih dan dapat terwujud dengan cara yang sangat indah. Satu hal yang sangat Mamak syukuri bahwa Mamak bisa travelling tanpa (nyaris) mengeluarkan biaya sedikit pun. Alhamdulillah banget. Suatu hal yang sampai sekarang masih ajaib untuk Mamak. Dan meskipun mimpi "masa muda" Mamak telah terwujud, bukan berarti Mamak berhenti memiliki impian travelling lagi. Ada lagi mimpi yang baru wkwkwk. Di 2018 ini Mamak masih menyimpan harapan dan keinginan untuk dapat travelling lagi keliling Indonesia. Mamak mau melengkapi dari Sabang-Merauke.

Mungkin ada diantara kalian yang geleng-geleng kepala ya? Kog mamak mamak bukannya anteng di rumah ngurus rumah, anak dan suami eh tapi ini malah punya harapan untuk dapat keliling nusantara. Ngga pa pa sih kalau ada yang berpikir seperti itu. Sah sah saja. Sama sahnya dengan Mamak yang nekat berpikir bahwa seorang mamak mamak yang telah beruban pun tetap memiliki hak untuk mencapai mimpinya yaitu keliling nusantara. Kenapa tidak?  Jika Allah dan suami meridhoi, tidak ada yang tidak mungkin kan?

Mamak berusaha untuk melangkah kemimpi Mamak ini dengan mengikhlaskan semuanya pada Allah. Yakin pada kuasa-NYA. Minta saja pada-NYA. Entah gimana caranya Allah pasti punya cara untuk mewujudkan mimpi Mamak. Pasti ada jalan bagi siapapun yang bersungguh-sungguh. Mamak yakin akan hal ini. Jadi jika ditanya sudah melakukan apa saja untuk bisa keliling nusantara, Mamak akan menjawab: sudah minta sama Allah, lalu biarkan semesta mendukung dan kekuatan langit yang bekerja. Mamak mah terus melangkah dan menjalani hari dengan penuh bahagia dan rasa syukur. Itu saja. Doakan ya smoga tahun ini penuh kebarohan untuk kita semua, Amiin.


Goa Kreo, Semarang

Bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta










Jumat, 12 Januari 2018

Belajar Menjadi Lebih Baik Setiap Hari

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama
Pernah dengar peribahasa diatas? Bagi Mamak pribadi, peribahasa ini seperti alarm atau pengingat untuk selalu berbuat kebaikan pada semua orang. Kenapa seperti itu? Karena peribahasa tersebut mengandung arti bahwa seorang manusia akan diingat oleh orang lain karena kebaikannya, prestasinya atau bisa juga dikenang karena kesalahannya atau keburukannya. Perbuatan manusia selama hidupnya, baik maupun buruk akan tetap dikenang abadi oleh orang-orang yang mengenalnya.

Itulah yang membuat Mamak selalu berusaha untuk belajar menjadi orang baik setiap hari. Tapi ya namanya juga manusia, tetap saja ada kalanya Mamak kepengen banget untuk berkata kasar pada orang yang nyebelin banget kelakuannya. Atau ingin membalas perlakuan yang Mamak anggap tidak menyenangkan yang dilakukan oleh orang lain ke Mamak. Wajarlah ya namanya juga manusia, bukan malaikat xixixi. Nah karena itulah Mamak selalu berusaha untuk belajar menjadi orang baik dan selalu lebih baik tiap harinya.

Belajar menjadi lebih baik, terdengar sepele yah tapi prakteknya...ya ampun *langsung tutup muka. Menjadi lebih baik berarti Mamak harus mau untuk memperbaiki kualitas diri. Caranya? Ya tentu saja dengan meng-upgrade ilmu yang Mamak butuhkan dalam hidup ini. Menuntut ilmu bukan hanya dari bangku sekolah saja tetapi bisa dari mana saja sumbernya. Seperti belajar dari pengalaman orang lain, buku atau pun sumber ilmu lainnya.

Sebagai muslim, Mamak pun menyadari bahwa ada kewajiban untuk terus belajar sampai akhir hayat. Bahkan sampai muncul peribahasa yang mengatakan "Tuntutlah ilmu sampai negeri Cina". Dan ilmu itu hendaknya dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang-orang sekitar kita. Karena pahala atau amal sholeh yang tidak akan terputus salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat.

Ngomongin belajar dan menuntut ilmu, sebenarnya ada sih rencana Mamak dalam waktu dekat ini. Yaitu Mamak ingin belajar lebih banyak lagi tentang photografi termasuk cara-cara edit foto untuk blog, belajar (pede) bikin vlog dan rutin mengkaji kitab Allah. Tapi sebenernya banyak sih list Mamak "belajar apa saja" tahun ini wkwkwk.

Mamak tidak ingin hidup Mamak yang singkat dan ngga tahu sampai kapan ini akan menjadi sia-sia karena selama hidup, Mamak tak dapat meninggalkan cerita indah dan baik untuk dikenang oleh orang lain. Mamak tak ingin hidup tapi tak bermanfaat *wiih tumben Si Mamak lempeng mikirnya.

Setiap hari Mamak selalu bertanya dan menulis dalam buku catatan, apa saja yang telah dilakukan hari ini, dosa apa yang terbuat dan melupakan kebaikan yang telah dilakukan supaya meminimalisir sikap sombong yang menggoda dan merasa lebih baik dari orang lain. Mamak juga mencatat apa saja yang harus Mamak tingkatkan supaya kualitas diri Mamak terus meningkat.

Mamak ingat pesan orang tua dan mertua Mamak eaaaa *Mamak punya mertua wkwkwk, bahwa kita harus menunduk ke bawah dalam urusan harta benda supaya hidup ini selalu penuh syukur dan kita harus menengadah ke atas dalam urusan ilmu dan agama, dalam urusan dengan Tuhan. Maksudnya itu piye tho Mak? Maksudnya tuh kalau dalam urusan harta benda, kita harus melihat bahwa masih banyak orang yang kurang beruntung kehidupan harta bendanya dibandingkan dengan kondisi diri kita. Sikap seperti ini akan membuat kita selalu bersyukur dengan materi yang kita miliki. Namun untuk urusan menuntut ilmu dan beribadah, kita harus mencontoh orang-orang sholeh dan paham ilmu agama. Jadi seimbang antara dunia dan akherat.








Kamis, 11 Januari 2018

Berdamai Dengan Diri Sendiri Melalui Metode Ho'onopono

Hidup dapat segelap mendung dan seperti perahu terombang ambing di tengah lautan
Hidup tidak selamanya berjalan sesuai apa yang ada dalam angan kita. Mengalami kegagalan yang sangat menohok membuat semua kepercayaan diri hilang dan tak lagi bisa melihat kelebihan yang ada pada diri sendiri. Hal itulah yang sempat Mamak rasakan belasan tahun yang lalu.

Belasan tahun yang lalu, Mamak mengalami apa yang dinamakan putus pertunangan dan ini sangat mempengaruhi psikologis Mamak *et dah putus cinta aja sampai segitunya ya. Mamak depresi dengan kegagalan menuju pernikahan yang telah lama dimimpikan. Lah gimana ngga stress, hubungannya saja sudah enam tahun meski long distance relationship dan gagal menikah setelah semua dipersiapkan. Dan bukan hanya itu, gagal menikah karena Si Dia berpaling hati ke sahabat dekat Mamak sendiri *mirip kisah sinetron tapi ini nyata dan ternyata lebih nampol rasanya. Hmmm coba jika Kalian jadi Mamak, cam mana perasaan Kalian? *keluar deh logat Bataknya hahaha.

Sejak pemutusan rencana pernikahan secara sepihak tersebut, Mamak merasa dunia runtuh. Lebay sih tapi itulah yang Mamak rasakan. Mamak merasa tidak berguna, tak berarti dan tidak ada kelebihan sedikitpun yang ada dalam diri Mamak. Parah ya? Tapi, serius, itu yang Mamak rasakan. Dimata Mamak, orang lain itu memiliki beribu bahkan berjuta kelebihan, kebahagiaan serta keberuntungan. Sedangkan Mamak? Nothing.

Mamak merasa dunia hanya berwarna hitam putih saja. Dunia orang lain putih sedang dunia Mamak hitam bagai jelaga. Pekat sekelam awan hitam. Hidup Mamak menjadi berantakan. Tidak karuan. Hubungan dengan teman pun ikut-ikutan jadi ngga asik. Mamak menjadi asik dengan dunia sendiri yang semua serba gelap *spoky.

Gelap bagai langit hitam
Saat itu, Mamak tak mampu bersaing dengan orang lain karena telah kalah sebelum berperang. Mamak merasa tak punya kemampuan apa pun. Mamak tidak sanggup menghadapi "orang baru". Sikap Mamak ini membuat Mamak sulit memperoleh pekerjaan. Padahal sebelumnya, Mamak sudah sempat bekerja namun resign.

Mamak merasa telah gagal. Tidak punya masa depan dan tak tentu arah. Inilah fase kegelapan hidup Mamak. Sampai suatu hari, secara tak sengaja Mamak menemukan sebuah buku di salah satu toko buku yang biasa Mamak jadikan tempat pelarian. Buku Chicken Soup tentang cinta dan hidup. Buku tersebut menampar kesadaran Mamak untuk keluar dari kegelapan yang Mamak buat sendiri.

Mamak tahu bahwa ada yang tidak beres dengan jiwa ini namun Mamak belum menemukan jalan keluar untuk semua persoalan yang Mamak hadapi. Mamak kabur dari semuanya, keluarga dan teman-teman.

Secercah Cahaya

Hidup berwarna kembali
Perkenalan dengan Chicken Soup menjadi titik awal kebangkitan seorang Dewi Nuryanti *semacam bangkit dari kubur saja ya huahahaha (sekarang bisa menertawakan kebodohan masa lalu itu tapi dulu? Terjerembab dan nyaris tak bisa bangun lagi). Membaca lembar demi lembar kisah dalam buku Chicken Soup, sedikit demi sedikit mampu mengurai benang kusut yang Mamak buat sendiri.

Sejak itu Mamak senang membaca seri demi seri Chicken Soup. Banyak pelajaran penting tentang hidup dan relationship yang Mamak terapkan dari buku tersebut. Pelan-pelan Mamak mulai menata hidup lagi. Mulai belajar menegakkan kepala lagi menghadapi semua masalah hidup sebagai sebuah pembelajaran.

Mamak mencoba mengenal diri sendiri. Mengintip ke dalam hati dan pikiran, sebenarnya apa yang Mamak pikirkan dan inginkan. Benarkah Mamak tidak memiliki kemampuan apapun? Benarkah hanya kekurangan saja yang Mamak miliki? Mamak mengkaji ulang kembali hidup dan diri Mamak sendiri.

Pelan-pelan Mamak mulai berani menghadapi dunia. Mencoba mengosongkan hati dan lahir kembali. Hidup adalah pilihan, bukan? Dan akhirnya Mamak memutuskan untuk melangkah lagi. Mamak menerapkan teori ho'onopono yang Mamak ketahui dari buku Zero Limits untuk membantu menemukan kembali diri Mamak. Teori ini merupakan teori pembersihan diri karena apapun yang terjadi pada kita adalah bersumber dari pikiran kita sendiri.

Yups, pikiran Kita adalah penentu kehidupan apa yang Kita jalani. Jika Kita memikirkan hal-hal positif maka positif things will made happen, sebaliknya jika kita memikirkan hal-hal negatif maka negatif things will happen. Kita bertanggung jawab penuh untuk semua hal yang terjadi pada diri Kita sendiri seperti rasa sakit, kekerasan, luka, penderitaan dan juga hal-hal baik seperti cinta kasih, kemajuan, keputusan yang bijaksana, serta kebahagiaan. Intinya adalah apapun yang terjadi pada diri Kita, sumbernya adalah pikiran dan diri Kita sendiri.

Teori ho’oponopono yaitu proses pengampunan, pengulangan, dan perubahan yang dilakukan terhadap diri sendiri. Ada empat kalimat yang harus diucapkan secara ikhlas dan ini merupakan inti dari metode hooponopono yaitu aku menyesal, maafkan aku, terimakasih dan aku mencintaimu. Empat kalimat tersebut diucapkan berulang ulang sambil mengusap halus hati yang terasa sakit dan terluka.

Metode ini pertamakali dipakai di Hawaii dan digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak beres dalam kehidupan seseorang dan juga seisi alam semesta ini. Teori ini telah berhasil diterapkan di Hawai untuk menyembuhkan pasien sakit jiwa alias gila.
Point penting dari metode ini adalah berdamai dan memaafkan diri sendiri. Terapi ho'onopono ini berhasil Mamak terapkan untuk menerapi diri Mamak.

Perlahan Mamak mulai melangkah lagi dan mengenal diri sendiri. Mamak tahu dengan pasti apa kelemahan Mamak dan apa saja kelebihan Mamak yang dapat digunakan untuk memberi arti pada dunia. Arti pada kehidupan ini. Mamak sudah tidak lagi memusingkan kelebihan yang dimiliki orang lain dan membandingkannya dengan diri Mamak. Mamak fokus pada pengendalian emosi dan penyembuhan jiwa sendiri.

Mamak jadi tahu bahwa Mamak adalah tipe orang yang baper alias mudah kepikiran omongan orang dan sikap orang ke Mamak. Terlalu sensitif sih sebenarnya. Dan ini kurang baik juga jika tidak dapat dikendalikan. Mamak semakin mengenal diri sendiri sampai akhirnya Mamak menemukan passion Mamak yaitu menulis blog. Satu kegiatan yang pada akhirnya membawa diri Mamak seperti masa muda dulu sebelum "masa kegelapan" itu datang. Ceria, optimis, melangkah pasti dan bahagia. Mamak memilih bahagia karena bahagia itu adalah pilihan. Bye bye masa kelabu wkwkwk.

Salah satu tulisan Mamak yang membuat bahagia Udang Selingkuh Kuliner Khas Wamena, Papua

Yes, I am now



Rabu, 10 Januari 2018

Wanita Perkasa
Salah satu mimpi yang terwujud, ke Dusun Sade, Lombok
Apa yang ada dalam benak Kalian saat mendengar atau membaca kata wanita perkasa? Pasti banyak yang menjawab, wanita perkasa adalah wanita kuat, tegar dan berani. Seperti sosok Wonder Woman atau Xena Si Jagoan wanita. Mamak juga sempat berpikiran seperti itu sebelum berjumpa dengan sosok Almarhumah Bu Djuju atau lengkapnya Djuariah M Utja (punten atuh yak Bu, Saya teh lupa gelar Ibu yang lengkap. Maaf atuh ya Bu), salah satu dosen senior jurusan Antropologi FISIP Universitas Padjajaran, Bandung.


Bu Djuju, dosen senior yang telah memasuki usia senja. Pada tahun 2000, saat itu, beliau telah berusia lima puluh tahunan. Harusnya sudah memasuki masa pensiun tapi Bu Djuju tetap ingin mengajar. Mamak mengenalnya sebagai dosen yang ramah dan bisa diajak ngobrol asik. Satu hal yang selalu Mamak ingat adalah Bu Djuju kesulitan berjalan karena kecelakaan yang dialaminya di Belanda, tempurung lututnya hancur sehingga dioperasi dan kondisi lututnya ini yang sering membuat kondisi kesehatannya menurun. Dan sekarang, Mamak pun mengalami kondisi yang sama dengan Bu Djuju, sama-sama memiliki masalash dengan tempurung lutut karena kecelakaan. (Saya selalu teringat Ibu setiap merasakan sakit dan nyeri pada lutut ini. Seperti ini ya Bu, rasa sakit yang dulu sering Ibu rasakan, Hiks).

Bu Djuju sudah mengajar Mamak sejak di tingkat satu tapi baru intens berkomunikasi pada saat Mamak bimbingan penelitian untuk skripsi. Yups, Bu Djuju salah satu pembimbing skripsi Mamak. Beberapa kali, Mamak bimbingan di rumahnya sepulang kuliah dan bareng Beliau naik bis Damri dari Kampus Jatinangor sampai Terminal Cicaheum, Bandung. Rumah Bu Djuju ini berada di daerah Jati Handap, persis seberang Terminal Cicaheum.

Selama perjalanan menuju rumahnya itulah banyak kisah mengalir dari bibirnya. Bu Djuju seorang ibu, istri dan juga dosen. Tiga peran yang harus dia lakukan dan terkadang membuat dilema sendiri untuk dirinya. Tak jarang, Ia dihadapkan pada situasi harus memilih antara kepentingan anak dan suaminya atau kepentingannya sebagai dosen. Dan Beliau selalu mengambil keputusan dengan meminta saran suami tercinta. Bu Djuju selalu menegaskan bahwa setinggi apapun posisi dan kedudukan seorang wanita di luar rumah namun begitu dia tiba di rumah dia hanyalah seorang istri dan makmum bagi suaminya serta ibu untuk anak-anaknya.

Selain itu, Bu Djuju sering berkata bahwa sebagai perempuan harus pintar mengatur dan menggunakan uang yang diberikan oleh suami. Harus pintar bersyukur. Wanita harus punya penghasilan sendiri untuk keperluannya sendiri, "Wi, Ibu teh riyeut kalau ngga pegang uang sendiri. Apalagi kalau sudah hari Jumat. Ibu mah langsung stress kalau di dompet ngga ada 500ribu". Mamak terhenyak lalu bertanya sambil mikir, "kenapa seperti itu, Bu?" "Hari Jumat sampai Minggu siang, Ibu teh jadwalnya menikmati hidup. Nyalon, shopping atau nginep di hotel di Lembang. Ibu teh sudah tua, saatnya menikmati jerih payah sendiri. Anak-anak sudah bisa cari uang sendiri, tanggung jawab Ibu untuk membiayai mereka telah selesai sekarang saatnya Ibu untuk menyenangkan diri sendiri. Ibu teh ngga bisa diam saja dan ngga ngajar. Pusing Ibu kalau di rumah saja. Sudah terbiasa kerja dari muda. Saat muda seperti Kamu ini, harus kerja keras Wi. Bikin orang-orang ngga akan lupa sama kamu karena prestasi dan ketulusan hati kamu".

Mimpi keliling Indonesia mulai tercapai satu persatu
Dilain kesempatan, beliau juga berkata bahwa hidup ini perlu keberanian. Keberanian untuk menerima kesalahan dan kekalahan. Manusia ngga ada yang selalu benar, pasti ada kepelesetnya tapi seberapa tangguh dia untuk bangun lagi, itulah kunci seseorang sukses atau malah jadi pecundang. Jangan pernah takut mencoba dan gagal. Selama fokus pada apa yang dilakukan, pasti ada hasilnya. Bu Djuju dengan kesederhanaannya mampu membuat Mamak jadi banyak berpikir dan merenungkan kata demi kata yang keluar dari mulutnya.

Bu Djuju dengan lututnya yang sakit jika dipakai untuk berjalan tetap semangat mengajar dan jika tidak ada supir yang mengantarnya ke kampus, dia memilih naik bis supaya tetap bisa datang ke kampus dan melawan rasa nyeri dilututnya. Bukan melawan tapi berdamai dengan rasa nyeri itu. Bagi Mamak, hal tersebut sangat membekas dihati. Sakit tak dapat menghentikan semangat Bu Djuju untuk tetap berkarya.

Tanpa Mamak sadari setiap perkataannya masuk dan tertanam di pikiran alam bawah sadar Mamak. Terbawa terus dan mempengaruhi cara Mamak berpikir dan memandang hidup. "Hidup harus punya mimpi, Wi. Harus punya keinginan. Kalau ngga gitu mah ngga akan semangat. Hambar. Ya udah mending mati aja sekalian". Glek. Kalimat yang langsung menancap dihati Mamak.

Wanita harus mandiri tapi tetap melayani suami dan anak-anak. Harus bisa menjalankan perannya dengan baik. Jadi ibu dan istri itu ngga gampang tapi bukan berarti ngga mungkin. Jangan mau hanya nodong saja sama suami. Jangan sampai merepotkan anak jika tua nanti. Jadi ibu mah harus pintar dan tahan banting. Kalimat-kalimat sakti Bu Djuju yang masih jelas Mamak rekam dalam memori Mamak.

Bu Djuju sosok wanita baik hati tapi soal kecerewetan tentang mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan dalam hidup ini, Beliaulah juaranya wkwkwk. Termasuk dalam pengerjaan skripsi Mamak. Sering banget Mamak kena semprot karena ketahuan malas bimbingan dan kurang semangat. Bete banget sih pada saat itu hahahaha. Tapi ternyata kesan Mamak terhadap sosok almarhumah terbawa terus sampai sekarang.

Oh ya, ada satu kesempatan yang Mamak rasakan seperti neraka saat bimbingan di rumahnya. Bukan, bukan karena Mamak disemprot karena kelalaian Mamak. Bukan karena itu tapi karena Mamak dipaksa Bu Djuju harus menghabiskan segelas besar alpukat yang dicampur susu. Alamak jang Mamak kan paling geli sama alpukat dan ngga doyan susu tapi dipaksa untuk menghabiskannya. Kebayang dong gimana rasanya perut Mamak saat itu? Untung saja Mamak ngga langsung muntah dihadapan Bu Djuju. Tahu Mamak ngga doyan "formula" itu eh setiap bimbingan di rumahnya, selalu itu yang disuguhkan ke Mamak. Hadeeeh nigthmare huahaha.

Bagi Mamak, salah satu sosok wanita perkasa itu adalah Bu Djuju. Dibalik semua kelemahannya, rasa sakit yang dirasakannya namun beliau tetap semangat dan happy menjalani hidup. Semangatnya luar biasa hingga ujung usia. Fisiknya memang lemah tapi jiwa dan hatinya selalu kuat dan pantang menyerah.

Bu Djuju merupakan salah satu inspirator hidup Mamak. Semua perkataannya selalu menjadi cambuk semangat saat lelah dan kejenuhan datang menyapa. Terimakasih Ibu karena telah mewarnai hidup Saya dan membuat Saya menjadi tahu apa yang Saya mau dalam hidup ini. Sekarang Saya mulai dapat menikmati sedikit demi sedikit dari mimpi-mimpi Saya. Ibu memang benar, Tuhan selalu punya cara ajaib untuk mewujudkan mimpi seseorang. Bahagia dan damai disisi-NYA ya Bu. Terimakasih, Bu Djuju.


Menikmati Indonesia Timur akhirnya terwujud