"Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis maka ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Pramoedya Ananta Toer)".Jalan hidup manusia sering tak terduga arahnya. Saya yang tadinya hanya seorang ibu rumah tangga dengan dua anak dan nyaris tak punya keberanian untuk nampang di sosial media ternyata menjelma menjadi "Mamak gaul " dan eksis wara wiri di sosial media
Namun takdir berkata lain. Setelah blog dibuat dan diisi oleh postingan pertama yang berisi tulisan ala kadarnya
Keasyikan nulis review film sampai akhirnya beralih ke tema tulisan yang lebih beragam lagi. Dan lagi-lagi hidup menyeret saya ke dunia yang tidak pernah terlintas sedikit pun dalam pikiran Saya yaitu dunia blogger. Dunia blogger yang riuh dan penuh cerita. Saya merasakan bedanya ketika menjadi blogger yang menulis review film saja dengan yang menulis tema life style sekaligus ikut event blogger. Saat inilah Saya baru benar-benar tahu kalau blogger itu dapat dijadikan sebuah pekerjaan yang profesional.
Semakin Saya menekuni dunia blogger, Saya semakin tahu warna warni cerita blogger. Ada blogger yang hebat dan sering menang lomba blog sampai blogger valak dan blogger yang saling sikut menyikut sesama blogger demi mendapatkan job blogger, semua ada. Lengkap! Mau cari blogger yang suka copy paste press release juga ada. Plek ketiplek tulisannya sama persis dengan press release. Hanya sekedar menggugurkan kewajibannya karena telah datang kesuatu acara/event.
Terparahnya adalah Saya merasakan kesedihan yang mendalam karena Saya melihat dan merasakan sendiri semakin menghilangnya ketulusan sesama blogger. Seharusnya sesama blogger saling menolong tanpa meributkan balasannya. Sedikit yang Saya jumpai benar-benar ikhlas menolong untuk membantu menaikkan engagement selebihnya hitung-hitungan. Ini yang menyedihkan. Kalian love postingan Saya dan Saya akan love balik tetapi kalau tidak, ya sudah jangan minta tolong wkwkwk menyedihkan bukan? Bahkan ada loh yang menandai siapa saja orang yang tak pernah membantunya untuk memberi like atau komentar di sosial medianya.
Sering Saya berpikir kemanakah perginya tolong menolong dan ketulusan yang menjadi ciri khas masyarakat kita. Mungkin sudah tergerus kenangan
Ditengah kegalauan tersebut, Saya membaca postingannya Teh Ani Berta, founder komunitas blogger Indonesia Sosial Blogpreneur (ISB) difacebook grup Indonesia Social Blogpreneur mengenai acara workshop yang dilaksanakan dalam rangka ulang tahun CNI ke31. Saya pun langsung gerak cepat supaya dapat kuotanya. Alhamdulillah Saya terpilih menjadi salah satu peserta workshop tersebut. Nah sejak membaca postingan Teh Ani tentang workshop content writer, Saya mulai berpikir bagaimana caranya ya Saya bisa menjadi seorang content writer? Saya tetap ingin menulis dan dibayar namun tidak secrowded jika menjadi blogger. Saya merasa sepertinya content writer cocok untuk Saya. Semoga.
Content Writer, Profesi Menulis di Zaman Digital
![]() |
Teh Ani Berta |
Tibalah saat yang Saya nantikan. Workshop digital entrepreneur dalam rangka merayakan ulang tahun CNI ke 31 tahun dilaksanakan di Wisma CNI pada tanggal 20 Oktober 2017. Saya surprised dengan kemegahan Wisma CNI. CNI sebagai salah satu Multi Level Marketing mampu bertahan selama 31 tahun dan telah berhasil membantu meningkatkan taraf kehidupan membernya serta telah berhasil memiliki kantor pusat semegah Wisma CNI. Salut Saya dibuatnya.
"Content writer selalu diperlukan karena media online dan website institusi kian banyak. Tidak semua perusahaan, tokoh pejabat, selebriti atau pemangku kepentingan memiliki kemampuan menulis. Dan kebutuhan produksi konten terus meningkat (Ani Berta)".Sesuai dengan pernyataan Teh Ani tersebut, maka peluang untuk menjadi seorang content writer terbuka lebar.
Conten writer dibutuhkan karena dalam era digital ini kebutuhan akan informasi meningkat dan orang membutuhkan informasi yang mudah didapat salah satunya secara digital. Setiap perusahaan dan organisasi pun perlu informasi serta publikasi kegiatan melalui websitenya dan tidak semua perusahaan ataupun organisasi memiliki ketrampilan untuk menulis sendiri di websitenya itu.
Teh Ani menjelaskan ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjadi seorang kontributor website yaitu:
* Seorang content Writer harus menentukan tujuan apakah ia menjadi content writer untuk tujuan komersil alias mendapatkan penghasilan atau hanya sekedar menambah porto folio saja karena senang menulis.
* Seorang content writer harus mengenali website/portal yang diminati. Usahakan menulis di website/portal yang sesuai dengan passion.
* Jangan pernah ragu dan malas untuk mengajukan proposal penawaran. Buatlah proposal penawaran semenarik mungkin dan lengkap termasuk dengan mencantumkan porto folio.
* Awali dengan mengisi konten gratisan sebagai porto folio.
* Sebagai langkah awal untuk menjadi seorang content writer, manfaatkan kanal citizen journalism di media mainstream seperti kompasiana, liputan 6 atau pun Indonesiana.
* Jangan pernah malas untuk menshare tulisan kita di media sosial terutama di time line kita. Menshare tulisan ini nih yang sering dilupakan. Padahal penting loh.
Jika bingung dan merasa tidak cukup menguasai bidang yang akan ditulis dalam website atau portal ada beberapa tips yang dapat dilakukan diantaranya yaitu mengikuti workshop yang sesuai dengan tema website/portal, mendapatkan bahan konten dari talkshow, wawancara sumber, buku, majalah, surat kabar, diskusi, forum secara live dan dapat juga dari.event. Jadi tidak ada alasan untuk merasa kesulitan mendapatkan bahan konten.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan oleh seorang content writer yaitu:
- Tulislah konten web minimal 500 kata dan maksimal 1000 kata. Jangan menulus terlalu sedikit tapi jangan pula terlalu banyak.
- Seorang content writer harus mampu menyesuaikan gaya penulisannya dengan ciri khas website/portal yang ingin ditulisnya. Menjadi content writer berarti sejenak meninggalkan dirinya sendiri dan menjelma menjadi seperti apa yang diinginkan website/portal tersebut.
- Tulisan atau reportase harus tetap merujuk pada 5 w (who, what, where, when dan why) +H (how).
- Harus mengikuti kaidah jurnalis dan tidak memasukkan unsur opini dan perasaan kecuali untuk tulisan feature story.
- Atur jadwal update sesuai kesepakatan. Usahakan selalu sesuai dengan jadwal.
- Isilah kanal website sesuai kategori yang dikuasai.
- Masukkan key words yang tepat.
- Setelah menulis draft, baca kembali tulisan dengan teliti. Jangan sampai ada salah ketik apalagi salah menulis nama nara sumber. Cek dan ricek sebelum tulisan dipublish.
- Gunakan foto high resolution. Pilihlah foto terbaik sesuai tema konten web. Hindari memakai foto blur atau foto milik orang lain. Usahakan untuk memakai foto milik pribadi.
Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang content writer diantaranya adalah:
@ copy paste. Hal ini haram banget untuk dilakukan. Harus menampilkan tulisan karya sendiri dan original.
@ memasukkan unsur personal. Menjadi content writer berarti menjadi orang lain.
@ memasukkan opini pribadi dalam tulisan web karena bukan tulisan personal/pribadi.
@ tulisan mendiskreditkan orang lain. Tulisan yang dibuat untuk menjatuhkan martabat orang lain.
@ memakai bahasa alay atau singkatan. Please ya ini adalah tulisan web, akan "merusak penglihatan" banget kalau ada kata-kata yang disingkat apalagi memakai bahasa alay.
@ memasukkan kepentingan pribadi.
@ keluar dari idealisme penulisan.
@ menulis tidak sesuai fakta atau kenyataan yang ada. Menulis berita bohong atau hoax.
@ menulis brand secara hard selling.
Setelah Saya menyimak penjelasan Teh Ani seputar content writer, Saya pun memahami apa dan bagaimana content writer itu. Tapi ada satu pertanyaan besar yang muncul dan merupakan pe-er Saya yaitu konten apa ya yang cocok dan tepat untuk Saya? Hahaha tiba-tiba jadi pening Mamak dibuatnya😂😂.
Menjadi content writer pastinya akan membuat Saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan tidak lagi berinteraksi dengan banyak orang. Dan ini terdengar lebih nyaman untuk Saya.
Ada beberapa keuntungan menjadi seorang content writer yaitu:
# dapat membranding diri sendiri
# menambah wawasan dan meningkatkan skill
# hobi yang menghasilkan
# sebagai porto folio
# tulisan bermanfaat bagi orang lain
# upgrade ilmu setiap saat
# sosial entrepreneur
# relationship menjadi luas.
Setelah mengikuti workshop mengenai content writer, Saya harus mulai menyusun langkah-langkah apa saja yang harus Saya lakukan untuk menjadi seorang content writer. Semangat mencari tahu dulu konten apa yang cocok dan benar-benar Saya kuasai. Semangat!
Sekilas Mengenai CNI
CNI telah cukup lama dikenal masyarakat tanah air sebagai sebuah Multi Level Marketing yang menyediakan kenyamanan hidup melalui produk-produk CNI. Diusianya yang ke-31 tahun ini, CNI menawarkan berbagai pilihan variasi produk yang dapat menunjang gaya hidup kita. Saya telah cukup lama mengenal CNI dan merupakan fans setia dari Up Hot Dark Chocolate. Ya Tuhan enak banget ini rasanya hahaha.
Kita dapat merasakan manfaat kesehatan yang lebih baik dari waktu ke waktu melalui produk-produk kesehatan CNI dan juga berbagai jenis produk CNI lainnya yang dapat menunjang gaya hidup sehat kita. CNI bukan hanya menawarkan produk makanan dan minuman kesehatan saja tapi juga menawarkan produk peralatan rumah tangga dan entertainment termasuk power bank dan bluetooth.
Sejak dulu CNI terkenal dengan produk suplemen kesehatan dan telah terbukti membawa banyak manfaat kesehatan. Salah satunya adalah Sun Chlorella. Produk suplemen kesehatan CNI terbuat dari bahan-bahan terbaik dan teruji secara klinis. Produk suplemen kesehatan CNI aman dan layak dikonsumsi secara rutin untuk mendapatkan hasil maksimal.
CNI juga mengembangkan cara belanja online melalui Gerai CNI . Silahkan langsung klik saja ya. Terima kasih.
![]() |
Coffee Up Sugar free |
![]() |
Kopi ginseng CNI |
![]() |
Pak Gusti CNI |
Komplitttttt
BalasHapusMakasih Mas untuk keseruan bersama CNI
HapusLengkap mbak.
BalasHapusSaya sepakat dengan etika sesama bloggernya. Pedih sekali kalau semuanya pakai hitung-hitungan.
Masih banyak kog Mba, blogger2 baik dengan attitude yg baik pula. Kebetulan saja saya ketemunya yg spt itu. Semangat menulis.
HapusWah ulasannya hebring bingits mbak Dewi... betul sih kalau mau jadi content writer kita harus mengenali dan paham akan websitenya. Kita mesti konsisten juga menulisnya ga boleh separo2 hehe 😊 CNI sidah berusia 31 tahun ya. Memang deh produk2 Indonesia itu sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita dan terpercaya pula CNI ya mbak. Aku pun mengonsumsi ini 😊
BalasHapusIya Mba Nurul, CNI sdh terpercaya sbg produk kesehatan. Sdh coba Hot dark chocholatenya? Wadoooh uenaaak bingits rasanya hahahaha
HapusMinim 500 kata, aduh teras berat sekali. Saya umumnya separonya itu. Itupun sudah terasa ngos-ngosan.
BalasHapuswkwkwk klo ngos ngosan istirahat dulu Mas.
HapusDi dunia jurnalis, content writer ini mirip dengan kontributor, koresponden, wartawan free lancer, penulis tamu, yang tidak terikat jam kerja seperti layaknya karyawan, ataubwartawan yang harus ke kantor dan ikut rapat perencanaan peliputan berita. Saya sudah pernah melakukannya sebagai koresponden koran nasional terbitan Jakarta, dan saya mengirim tulisan atau berita dari Makassar Sulsel. Honor dibayar berdasarkan tulisan yang dimuat.
BalasHapusAsyik tulisan emak ini. Ditunggu tulisan lainnya Mak....salam
Wah Om Nur mah sudah berpengalaman banget deh. Enggak pede nih tulisan Saya dibaca Om Nur. Makasih Om sdh mampir.
Hapusxixixi.. emang kadang share tulisan di medsos itu suka terabaikan. Disitu kan teh dewi bilang jangan menuliskan opini, lah kalau disuruhnya opini kita beda lagi dong yaaa.. ^_^
BalasHapusTapi lucu itu curhatan diawal, itu mah manusiawi, teh. Emang sifat manusia begitu. Bukan di dunia blogger aja, semua bidang pasti ada. So, siapin deh hati menghadapi hal-hal seperti itu.
Content writer itu kita menulis untuk orang lain Mba. Jd bukan utk diri sendiri krn itu tdk dibenarkan memasukkan opini pribadi. Inilah yg membedakan content writer dan blogger.
HapusYa mungkin Saya yg blm siap dg kenyataan hidup spt itu hahahaha
Wah, aku belom siap jadi content writer, masih belajar nulis menulis nih. Tapi tipsnya maasi ya Mak, kutandai! Ohya, aku punya mamang yg udah jadi content writer, asiknya selain hobi, bisamenghasilkan ya.
BalasHapusHrs dipersiapkan sih klo emang ada planning ke arah sana, menjadi content writer mksdnya.
HapusKadang ekspektasi ga sesuai kenyataan ya. Untuk yg ga suka like atau komen ya gak sampai segitunya jga lah ditandai. Sya mah selow aja,yg like dan komen ya dibalas yg gak like dan komen yah kalo sempat tetap di kasih like dan komen jg. Let it flow aja. Emg g gampang jadi content writer, selain punya ide yg ga habis2 tp juga muatannya berisi. Ini yg saya masih belum seujung kuku ilmunya. Makasih sharingnya ya, bermanfaat banget.
BalasHapussaya juga nih lagi geluti dunia content writer, tapi belum ada job mbak..
BalasHapusklo ada job, boleh lah mbak di "contact"
Jadi content writer harus banyak belajar ya, butuh waktu dan latihan yang banyak. Btw produk CNI sudah saya kenal sejak saya masih duduk di SMK, malahan dulu sering diminta oleh guru ngejualin produk mereka. Elah jadi curhat.
BalasHapusSenangnya mendapat ilmu yang begitu informatif dan membuat saya menjadi lebih terpacu untuk bisa lebih mengasah kemapuan dalam menulis.
BalasHapusAq juga dulu pernah jadi konten writter, trus alhamdulillah dipercaya bbrapa brand untuk bekerja sama, rasanya seneng bgt. Emang mak, punya teman yg saling menguatkan itu penting bgt.
BalasHapusWah seru bisa menyerap ilmu dari teh ani bertha sekaligus mengenal CNI Lebih dekat :)
BalasHapusSetelah mendapat penjelasan dari teh Ani tentang content writer kemarin, aku jd semakin tercerahkan. Bermanfaat banget buat aku.
BalasHapusSemangat Mba Dewi :)
BalasHapusMakasih udah hadir ya. Eh jangan terlalu banyak curhat ah ntar ngundang banyak masako hehehe
Terima kasih banyak atas pencerahannya, Mbak.. Aku langsung amin-kan banget soal copy and paste haram hukumnya karena beberapa waktu lalu ga sengaja nemu blog yang plagiat tulisan aku. Sukses selalu! :)
BalasHapusGak semua bisa nulis, tapi kalau lagi galau pasti bisa deh. Wkkk
BalasHapusMak Dewi mah mamak gaul kekinian bangetlah, mainnya sama anak-anak mudaaaa.. :D Senengnya bisa ikut workshop ini.. Aku juga pingin Mak jadi content writer.. Semoga ada jalannya ke sana.. :) Lengkap nih penjelasannya.. Bedanya sama tulisan di blog yang paling kerasa gak boleh masukin unsur personalnya ya kalo jd content writer.. Tfs ya maak..
BalasHapusMau tahu content writer yg cocok buat mamak? Tulisan tentang teri pastinya. 😄
BalasHapusGood sharing ka dewi jadi punya gambaran tentang profesi ini.
Emak gaul wara-wiri di medsos. Hihihi...iya banget. Ga apa-apa sih selama itu kegiatan positif.
BalasHapusSaya lebih galau lagi karena jarang dapat undangan event seperti si emak ini yang jadwalnya hampir tiap hari. Semoga tetap hepi ya ngeblognya.
BalasHapusJadi semangat tuk belajar jadi content writer
BalasHapusIntinya td komen aku pernah jd CW. Trus kulepas krn kasian anak2 aku jd kurang waktu main ma mereka. Mungkin ntr pas mereka gedhe aku mau jd CW lagi.
BalasHapusEnaknya jd CW tu jd nambah wawasan dan mengasah tulisan gtu deh.
Wah sy harus belajar lebih giat lg nih biar bs jdi content writer beneran
BalasHapusAku masih belum pede nulis konten di website gitu karena mungkin belum terbiasa aja kali yaa? Menurut aku yang paling sulit itu adalah mengesampingkan gaya pribadi dan mengikuti gaya penulisan di website/portal.
BalasHapus